Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tumpahan Minyak Terbakar di Perairan Balikpapan, 2 Nelayan Tewas

image-gnews
Asap tebal mengepul dari beberapa titik akibat kebakaran yang terjadi di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, 31 Maret 2018. Instagram @Iieebarbie/via REUTERS
Asap tebal mengepul dari beberapa titik akibat kebakaran yang terjadi di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, 31 Maret 2018. Instagram @Iieebarbie/via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Balikpapan –  Dua orang nelayan, Imam dan Wahyu Gusti Anggoro, tewas diduga terperangkap pekatnya asap hitam pembakaran tumpahan marine fuel oil (MFO) di perairan Teluk Balikpapan Kalimantan Timur.

“Ada dua korban tewas dan 20 lainnya terluka bakar akibat peristiwa kebakaran ini,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Komisaris Besar Ade Yahya, Sabtu, 31 Maret 2018.

Titik pusat kebakaran tepat berada di tengah-tengah teluk yang memisahkan kota Balikpapan dan Penajam Paser Utara, pukul 11.30 Wita. Kobaran api terlihat hampir sepanjang 400 meter selama kurang lebih 40 menit dari bibir pantai Balikpapan.

Kapal pemadam kebakaran milik Pertamina dan Chevron Indonesia selama satu jam berjibaku memadamkan kobaran api yang memanjang di perairan Teluk Balikpapan. Saat bersamaan, Badan SAR Balikpapan membantu mengevakuasi korban yang terjebak dalam kobaran nyala api ini.

Hasil sementara penyelidikan polisi,  sumber MFO berasal dari tugboat MV Ever Judger berbendera Republik Rakyat China (RRC). Kapal tugboat ini sedang menarik tongkang bermuatan batu bara dari perairan Balikpapan menuju daratan Tiongkok.

Ade enggan berandai-andai penyebab kebakaran minyak MFO yang menyambar tugboat dan kapal kayu nelayan ini. Fokus kepolisian saat ini adalah memeriksa 20 saksi anak buah kapal (ABK) MV Ever Judger yang seluruhnya berkebangsaan Tiongkok.

“Kami periksa semua yang kemungkinan paling tahu peristiwa ini. Faktanya, ada minyak yang tercecer di perairan Balikpapan,” tegasnya.

Polisi patut curiga mengingat area tersebut berdekatan lokasinya dengan kilang minyak Pertamina Balikpapan. Selain itu, jalur perairan Teluk Balikpapan padat lalu lalang transportasi berbagai jenis kapal seperti tangker, tugboat batu bara, transportasi umum hingga penangkapan ikan nelayan Balikpapan.

“Polisi belum bisa menyimpulkan apapun sehubungan kasus ini, semuanya masih dalam penyelidikan. Kami butuh keterangan dari kapal batu bara, kapal nelayan hingga Pertamina,” ungkapnya.

Kecurigaan polisi ini langsung dibantah Pertamina Kalimantan. Kepala Humas, Yudhi Nugroho menyebutkan hasil uji laboratorium menyimpulkan kandungan jenis minyak adalah MFO.

Padahal, kilang minyak Balikpapan hanya memproduksi BBM jenis solar, premium, pertalite, pertamax dan avtur. “Artinya, tidak mungkin dari produksi kilang Pertamina Balikpapan. Kami tidak memproduksi MFO. Ini hasil uji laboratorium kami untuk memastikan kandungan BBM ini,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan akibat peristiwa ini, Pertamina menjadi pihak yang paling dirugikan dengan turut membersihkan perairan Teluk Balikpapan dari tumpahan minyak. Perusahaan minyak gas pelat merah ini mengaku sudah mendeteksi keberadaan tumpahan MFO ini sejak pukul 02.00 Wita.

Seharian ini, Pertamina menerapkan oil boom dan oil spill dispersant (OSD) guna melokalisir keberadaan tumpahan MFO di perairan Semayang, Margasari hingga Pelabuhan ICCI Penajam Paser Utara.

Siangnya, Pertamina dan Chevron Indonesia masih harus berjibaku memadamkan kobaran api agar tidak merembet ke lokasi berbahaya kilang minyak Balikpapan.

Setelah ada kepastian jenis minyak ini, Yudhi optimistis tumpahan ini tidak memberi dampak negatif terhadap penilaian health safety environment (HSE) Pertamina.

Pertamina sudah berkomitmen menjadi perusahaan industri migas nasional yang berwawasan pelestarian lingkungan. “Karena bukan menjadi kesalahan kami, tentunya tidak akan memberikan dampak negatif.”

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan, Suryanto mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup guna menginvestigasi soal tumpahan minyak ini. Menurutnya, kasus ini amat penting sehingga butuh koordinasi antara pemda dan pemerintah pusat.

Badan SAR Balikpapan sudah berhasil mengevakuasi korban jiwa berikut korban luka para ABK kapal MV Ever Judger. Seluruh korban luka memperoleh perawatan di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Adapun korban meninggal disemayamkan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Saat ini tercatat ada tiga orang nelayan Balikpapan masih dalam pencarian tim SAR. Mereka adalah Suyono, Sutoyo dan Agus Salim yang dinyatakan hilang saat terjadinya kebakaran.

SG WIBISONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

6 jam lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

3 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

3 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

7 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

8 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

14 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

18 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Korupsi Perumda Benuo Taka, KPK Eksekusi Baharun Genda Cs ke Rutan Klas IIA Samarinda

20 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah Sidoarjo, Ari Suryono resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 23 Februari 2024. KPK kembali resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahanan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap tersangka baru, Ari Suryono, sebelumnya Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Kabupaten Sidoarjo, Siska Wati, telah ditahan setelah terjaring Operasi Tangkap Tangan KPK terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo.  TEMPO/Imam Sukamto
Korupsi Perumda Benuo Taka, KPK Eksekusi Baharun Genda Cs ke Rutan Klas IIA Samarinda

KPK telah selesai melaksanakan eksekusi pidana badan dengan dua terpidana korupsi Perumda Benuo Taka.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

26 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

35 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka