TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan PKS akan tetap mengajukan nama kadernya meskipun Anies Baswedan digadang-gadang maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo. “PKS sudah memutuskan ada sembilan nama untuk capres dan cawapres,” kata Mardani saat dihubungi, Jumat, 30 Maret 2018.
Mardani mengatakan nama-nama itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Aljufri, Tifatul Sembiring, Muzammil, dan dirinya sendiri.
Baca:
PKS: Anies Baswedan Bisa Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Prabowo Subianto Akan Bahas 15 Nama ...
Juru bicara DPP PKS, Dedi Supriadi mengatakan PKS akan mengutamakan kader-kadernya sendiri untuk diajukan sebagai calon presiden (capres) dan cawapres. “Antara capres atau cawapres harus ada kader kami.”
Pencalonan Anies Baswedan sebagai cawapres, kata Dedi, adalah opsi kedua jika kader PKS tidak mampu maju menjadi calon presiden maupun wakil presiden. Dedi mengatakan, dengan kadernya terpilih maju dalam pertarungan Pemilihan Presiden (Pilres) 2019, maka peluang PKS untuk mencapai cita-cita partai akan semakin besar.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Adi Prayitno sebelumnya mengatakan sulit bagi Anies meninggalkan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Apalagi menurut Hidayatullah, posisi Anies mendampingi Prabowo berisiko, karena elektabilitas lawan, Joko Widodo sudah menjulang tinggi.
Baca:
Menanti Calon Presiden atau Cawapres PKS ...
Pilpres 2019, PKS Lebih Suka Koalisi Ramping
Hidayatullah mengatakan Anies akan mengalami dilema jika diminta menjadi pendamping Prabowo. Bahkan, Anies akan sulit meninggalkan posisinya saat ini. Lebih baik, kata dia, Anies Baswedan berkonsentrasi menjadi Gubernur DKI.
"Sekarang investasi dulu. Kalau sampai Anies buru-buru, bisa layu sebelum berkembang," kata Adi saat dihubungi kemarin, 29 Maret 2018. Gubernur kalah, di Pilpres kalah.