TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar menutup rapat kerja nasional di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat malam, 23 Maret 2018. Rapat Golkar menyepakati target pemenangan pemilihan umum kepala daerah pada 2018 dan presiden 2019.
Untuk pemilihan legislatif, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan partainya menargetkan perolehan suara sebesar 18 persen. "Kami targetkan bisa menambah 19 kursi dari perolehan sebelumnya menjadi 110 kursi," kata Freidrich usai rakernas.
Sedangkan pada pemilihan kepala daerah, Golkar menjadikan perolehan pilkada tahun lalu sebagai acuan. "Setidak-tidaknya kita jangan meleset dari yang tahun lalu," ujar Freidrich.
Pada pemilihan presiden, Golkar menargetkan kemenangan Presiden Joko Widodo. Freidrich mengatakan, calon presiden yang diusung Golkar mampu meraih suara di atas 50 persen jika perolehan suara di daerah diasumsikan linier.
Namun, ujar Freidrich, partai belum membahas resmi mengenai calon wakil presiden pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu. "Belum dijadwalkan," ujar Freidrich. Dia menuturkan, Golkar menyerahkan soal cawapres kepada Jokowi.
Untuk memenangkan pemilu, Freidrich menyatakan, Golkar sudah menyiapkan amunisi. Salah satunya adalah memodifikasi program yang selama ini lebih bersifat top town. Dia berujar, kader Golkar harus melihat dari bawah untuk menampung aspirasi, lalu membuat programnya.
Golkar juga kini menargetkan para kader lebih bersih setelah sejumlah kadernya ditangkap akibat korupsi. "Ini syarat kami menuju ke sana (pemenangan)," kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus.
Salah satu upayanya adalah dengan membentuk majelis etik Golkar, Friedrich mengatakan, forum itu akan mengawasi internal partai dan membenahi organisasi partai.