TEMPO.CO, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta agar wisatawan dan penambang belerang mematuhi apa yang telah diinstruksikan oleh pihak Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam menyusul penutupan sementara Gunung Ijen. Anas yakin penutupan Ijen tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
“Ijen masih bisa dinikmati, meski kita tidak harus mendaki mendekat ke kawahnya. Wisatawan masih bisa melihat Ijen dari kawasan desa yang ada di kaki Gunung Ijen,” kata Anas, Jumat, 23 Maret 2018.
Baca juga: Gunung Ijen Ditutup Sampai Waktu yang Belum Ditentukan
Pada Rabu malam lalu, sebanyak 27 warga perkebunan Margahayu dan Watucapil, Bondowoso mengalami masalah kesehatan akibat menghirup gas yang diduga dibawa bersama aliran Sungai Banyupait. Akibatnya, Gunung Ijen ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
Anas mengatakan wisatawan masih bisa menikmati destinasi wisata lain. "Nikmati pula kuliner dan kekayaan seni-tradisi Banyuwangi,” kata Anas.
Anas meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah, aparat kecamatan, dan puskesmas di Kawasan Ijen yang masuk Kabupaten Banyuwangi untuk siap menghadapi segala kemungkinan. “Kita berharap fenomena alam ini bisa segera berakhir, karena ini sepertinya juga siklus tahunan Ijen. Selebihnya biar pihak yang berkompeten yang menangani,” kata Anas.
Adapun Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Banyuwangi, Yulianto, mengatakan telah memberitahu kepada seluruh operator wisata ihwal penutupan Gunung Ijen.
Yulianto mengatakan penutupan Gunung Ijen tidak begitu berpengaruh terhadap angka kunjungan ke hotel. "Opsi destinasi wisata di Banyuwangi cukup banyak terutama yang dekat dengan Ijen. Ada air terjun," katanya.