TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar membentuk tim relawan yang diberi nama Gojo atau akronim dari Golkar Jokowi untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2019. Menurut peneliti dari The Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, sejumlah partai memang sedang berebut efek nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi, untuk pemilu tahun depan.
Sebabnya, Jokowi dianggap sebagai calon presiden terkuat yang akan bertarung pada Pemilu Presiden 2019. “Pemilu serentak, membuat partai tidak punya inovasi dalam politik di internal. Maksudnya adalah, partai mendompleng capres (terkuat). Projo bikin, Golkar juga, Nasdem nanti juga membuat partaiku Nasdem presidenku Jokowi, apa dan apa,” kata Arya saat dihubungi, Sabtu, 17 Maret 2018.
Baca juga: Rommy PPP: Pilpres 2019, Pertarungan Ulang Jokowi-Prabowo
Ia menuturkan semestinya partai memahami efek domino dari kebijakan yang mereka lakukan. Sebab, jika Jokowi seandainya terpilih kembali menjadi presiden, insentif terbesar akan diberikan kepada PDI Perjuangan, sebagai partai pengusung utama.
Jadi apapun cara yang dilakukan partai lain untuk mencuri perhatian Jokowi, asosiasi publik terhadap Jokowi adalah PDIP. Jadi, tambah Arya, lebih baik partai membuat inovasi yang lebih kreatif. “Semua partai ingin berubut efek jokowi. Golkar, Hanura, Masdem, dan partai baru PSI. Semua berebut, padahal dari 100 persen suara Jokowi, 60 persen ke PDIP,” ujarnya.
Ia menuturkan partai sibuk membuat relawan pemenangan Jokowi, lebih baik mereka fokus untuk menjaga basis suara di kantung-kantung suara mereka. Sebab, semakin banyak relawan yang akan merasakan dampaknya adalah PDIP.
“Nanti kalau ada pernyataan Jokowi kader PDIP dan petugas partai PDIP, habis semua pergerakan partai lain,” ucapnya.
Selain itu, partai lebih baik memperbaiki kaderisasi dan menyiapkan calon anggota legislatif untuk bertarung di 2019. Sebab, gerakan relawan untuk mendukung Jokowi tidak akan banyak berimbas pada partai lain, di luar PDIP. “PDIP sekarang diam-diam saja. Nanti kalau di belakang dibom tidak bisa berkutik partai lain. Lebih baik buat inovasi di internal untuk menyiapkan pemilu legislatifnya.”
Baca juga: Jokowi Maju Pilpres 2019, Ini Analisis Pengamat soal Cawapres
Direktur Eksekutif Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan tidak masalah partai membentuk relawan untuk mendukung pasangan calon presiden. Bahkan, partai juga bisa menggerakan sayap mereka untuk menjadi relawan. “Atau bahkan di luar kader mereka yang tidak resmi berada di dalam struktur partai. “Ya sah saja, gerakan seperti itu,” katanya.