TEMPO.CO, Jakarta - Kapal motor cepat AD 1605 milik Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya itu karam di tengah perjalanan dari Jakarta Utara menuju Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Senin pagi, 12 Maret 2018.
"Saya di kapal yang tenggelam itu, memang itu yang saya naiki," kata anggota Kesehatan Daerah Militer (Kesdam) Jaya, Darsiti, saat ditemui Tempo di Pulau Pramuka pada Rabu, 14 Maret 2018.
Pada pukul 07.00 WIB Darsiti tidak memiliki kekhawatiran apapun saat akan menaiki KMC AD 1605 tersebut karena melihat cuaca yang masih cerah. Rombongan yang berangkat terbagi dua, yaitu satu menggunakan KMC AD 1605 dan rombongan kedua menggunakan KMC AD 0415. Kedua kapal tersebut berjalan beriringan.
Baca: Panglima TNI: Kasus Tank dan Kapal Tenggelam Masih Diinvestigasi
Di tengah perjalanan, menurut Darsiti, air laut sedang pasang dan ombak tinggi tengah terjadi. Angin juga berhembus kencang pagi itu.
Karena hal tersebut, air masuk ke dalam kapal hingga menyebabkan mesin terendam. "Terendam mesinnya, jadi harus dimatikan, kalau tidak, nanti kita kebakaran di situ," ujar Darsiti.
Tidak lama setelah mesin terendam, para prajurit yang bertugas langsung mematikan mesin kapal. Kejadian tersebut, menurut Darsiti, berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca: Kapal Kodam Jaya Tenggelam di Kepulauan Seribu
Perlahan, kapal mulai tenggelam. Darsiti melihat prajurit kapal KMC AD 0415 yang berada di kapal yang ia naiki langsung bergegas menolong kapal yang mulai karam tersebut. Darsiti baru mendapat pertolongan saat perahu penyelamat keempat datang.
Ia mengatakan sangat panik saat kejadian tersebut. "Kaya (film) Titanic deh kalau ngeliat deh pokoknya. Bakal trauma banget saya kalau tidak ini (baksos) mah benar-benar (trauma)," ujar Darsiti.
Menurut dia, ada sekitar 10 orang terakhir yang belum terselamatkan langsung melompat ke laut untuk berenang meninggalkan kapal yang hampir karam tersebut. Seluruhnya adalah laki-laki dan langsung diselamatkan. "Ya memang sudah ini (hampir tenggelam), kalau tidak langsung loncat (bisa terbawa)," kata Darsiti.
KMC AD 1605 mengangkut sebanyak 115 personel TNI yang akan menyiapkan tempat kegiatan bakti sosial di Pulau Pramuka. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa tenggelamnya kapal tersebut.
Di lokasi yang berbeda, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pihaknya masih melakukan investigasi mengenai penyebab tenggelamnya KMC AD 1605 tersebut. "Sampai saat ini masih proses investigasi dan penyelidikan," kata Hadi. Ia mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengangkat kapal di Kepulauan Seribu untuk mengetahui permasalahannya.