TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan membahas rencana koalisi nasional dalam pemilihan presiden 2019 saat menyambangi Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres pada Selasa, 13 Maret 2018.
"Bicara koalisi nasional," kata Zulkifli di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Maret 2018.
Baca: SBY Sebutkan Syarat Koalisi, Zulkifli Hasan: Itu Hak Demokrat
Dalam pertemuan itu, kedua tokoh itu berdiskusi tentang koalisi dan oposisi dalam pertarungan politik jangan sampai seperti dua blok yang saling bermusuhan. "Kan itu berbahaya. Kami ingin tahun politik ini bicara Indonesia," kata Zulkifli.
Menurut dia, kontestasi dalam politik merupakan hal biasa. Yang penting, kata Zulkifli, partai mempunyai tujuan bersama untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sejahtera dan umatnya tidak gaduh.
Terkait dengan adanya poros baru pada pilpres tahun depan, menurut dia, perlu ada keajaiban. "Yang penting adalah membahas poros nasional untuk kepentingan bersama," kata Zulkifli.
Baca: Ketua Umum PAN: Poros Ketiga Sulit Tandingi Popularitas Jokowi
Pertemuan Zulkifli dengan Jusuf Kalla dilakukan di rumah dinas Wakil Presiden pada Selasa malam. Zulkifli menyebut pertemuan dengan JK merupakan hal rutin yang dilakukannya. Bahkan pertemuan berkala juga dilakukan dengan Presiden dan teman-temannya di partai politik. "Hanya saja pertemuannya dilakukan tertutup untuk diskusinya," ujarnya.
Ia menyebut pertemuannya dengan sejumlah ketua partai secara tertutup juga merupakan bagian dari membangun koalisi nasional. "Bagaimana SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dengan Demokrat, Megawati dengan PDIP, dan NasDem dengan Surya Paloh perlu diajak bicara agar tidak ada dua blok yang berlawanan," kata Zulkifli Hasan.
Sejauh ini telah terbentuk koalisi pemerintah dan oposisi dalam pilpres 2019. Joko Widodo telah mengantongi dukungan dari PDIP, Golkar, NasDem, PPP, dan Hanura. Koalisi penantangnya adalah Gerindra, yang kemungkinan akan berkoalisi dengan PKS, untuk mengusung Prabowo Subianto. Muncul juga wacana poros ketiga yang disebut akan dibentuk oleh partai yang belum menentukan sikap, yaitu Demokrat, PAN, dan PKB.