TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy meyakini poros ketiga dalam pemilihan presiden 2019 tidak mungkin terbentuk. Menurut dia, wacana poros ketiga hanya menjadi basa-basi politik menjelang pemilu 2019.
"Poros ketiga itu tak akan ada, itu hanya bagian dari basa basi politik yang hampir dipastikan tidak ada," kata Romahurmuziy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 13 Maret 2018.
Baca: Menunggu Takdir dan Keajaiban Poros Ketiga di Pilpres 2019
Menurut Romy, sapaan akrabnya, koalisi tidak akan terbentuk jika partai yang masih belum menentukan sikap memutuskan bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKS. Adapun partai yang belum menentukan sikap adalah Partai Demokrat, PKB dan PAN.
Alasan lain, menurut Romy, sinyal arah koalisi yang diberikan Partai Demokrat dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat memperkecil peluang terbentuknya poros ketiga. Sebab, dengan diundangnya Presiden Joko Widodo dalam rapimnas, Romy menilai 90 persen partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu akan bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi.
Baca: Fadli Zon Sebut Poros Ketiga di Pilpres 2019 Sulit Terbentuk
Romy pun memperkirakan hanya akan ada dua koalisi yang terbentuk dalam pilpres 2019. Menurut dia, hal ini diperkuat dengan peran tokoh politik yang sama saat pemilihan presiden pada 2014. "Parpol itu sudah terbaca dari sikap mereka pada 2014," kata dia. Ia menilai pilpres 2019 adalah duel ulang pilpres 2014.
Sejauh ini dua poros terbentuk di pilpres 2019. Pertama, poros pendukung Jokowi yang resmi diusung PDI Perjuangan dengan dukungan Partai Golkar, Hanura, NasDem, dan PPP. Poros ini kemungkinan akan berhadapan dengan poros kedua, koalisi Partai Gerindra dan PKS yang kemungkinan mengusung Prabowo Subianto.