TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Teroris (BNPT) Suhardi Alius mengatakan pola perekrutan dan indoktrinasi teroris terus berkembang. Bahkan, saat ini pola indoktrinasi paham radikal banyak dilakukan di dunia maya atau internet.
"Banyak contoh mereka tercemar dan terindoktrinasi paham radikal karena pengaruh dunia maya," kata Suhardi di Jakarta, Senin, 12 Maret 2018.
Baca: BNPT Awasi Pergerakan Eks Teroris Menjelang Pilkada
Untuk mencegah hal itu, BNPT bekerja sama dengan sejumlah pihak, membuat program untuk memagari generasi milenial agar tidak terpapar dampak paham radikal. Salah satu contohnya adalah lomba pembuatan video bertema 'Cinta Tanah Air' untuk siswa.
Ia mengatakan, sekolah mestinya juga mengajarkan cara memilah informasi sehingga siswa tidak terlena dampak paham radikal. "Termasuk menyeleksi siapa yang mengajar," katanya.
Selain itu, Suhardi menambahkan, BNPT juga menemukan bibit paham radikal di universitas atau perguruan tinggi. Karena itu, pihaknya telah meminta kepada kementerian terkait untuk ikut melakukan pengawasan. "Jangan beri celah mereka untuk berkembang," ucapnya.
Baca: BNPT Minta Pemda Bantu 600 Mantan Teroris Cari Pekerjaan
Ia juga meminta para kepala daerah bertanggung jawab dan ikut mengawasi kombatan yang kembali dari wilayah konflik, seperti Suriah dan Filipina, karena mereka berpotensi membawa ideologi radikal. Apalagi, jumlahnya mencapai ratusan. "Begitu mereka datang, memang kami memberikan program deradikalisasi, namun tidak maksimal karena hanya sebulan," kata Kepala BNPT itu.