TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Padjajaran Muradi mengatakan Partai Demokrat akan diuntungkan secara politik jika bergabung dengan koalisi pendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Muradi menyampaikan keuntungan yang dapat diperoleh oleh Demokrat. Pertama, kata dia, keuntungan di bidang logistik.
"Semua logistik ada di pemerintah bukan di oposisi, apalagi sampai netral," kata dia saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta, Ahad, 11 Maret 2018.
Baca: Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah
Keuntungan kedua, yaitu karena Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY masih membutuhkan jam terbang yang lebih dari saat ini. AHY dinilai masih terlalu cepat untuk maju dalam pemilihan presiden 2019.
"Kalau dipaksakan sekarang itu (AHY) bukan cuma merusak internal (Partai) Demokrat, tapi juga merusak tatanan politik yang sudah ada," kata Muradi
Baca: Demokrat Siapkan AHY Jadi Pemimpin Masa Depan
Muradi menilai hal tersebut akan menjadi bagian take off politik yang baik buat AHY di 2024. "Karena everyone happy. Orang tidak merasa kemudian menjadi merasa ditelikung dan sebagainya," ujarnya.
Menurut Muradi, keuntungan-keuntungan tersebut dapat diperoleh Partai Demokrat dengan syarat, yaitu tidak adanya bargaining atau tawar menawar politik dari Partai Demokrat.
Hingga saat ini, Partai Demokrat belum menentukan sikap dalam pilpres 2019. Namun partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY ini memastikan untuk mengusung capres dan cawapres. Dalam rapimnas yang digelar 10-11 Maret 2018, Partai Dmeokrat belum mengumumkan calon yang akan diusungnya.