Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal GBHN, Titiek Soeharto: Tanpa Haluan Negara Melenceng

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Titiek Soeharto di mimbar utama pada jeda Sidang Paripurna pemilihan Pimpinan MPR di Gompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Titiek Soeharto di mimbar utama pada jeda Sidang Paripurna pemilihan Pimpinan MPR di Gompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSiti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menginginkan agar Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dihidupkan kembali sehingga kebijakan antarkepala negara berkesinambungan.

"Ternyata kita butuh GBHN, kalau tidak ada haluan, negara melenceng, setiap kepala negara tidak ada haluannya, mereka punya kebijakan sendiri-sendiri. Oleh karena itu diperlukan GBHN," ujar dia dalam acara puncak "Bulan HM Soeharto" di TMII, Jakarta, Minggu.

Baca juga: Pengamat: Titiek Soeharto Tak Bisa Jual Nostalgia Orde Baru

Putri keempat Soeharto itu menyebut selama masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia dapat melaksanakan pembangunan terarah dan terukur dengan adanya GBHN.

Dengan GBHN, menurut Titiek, pada masa kepemimpinan Presiden kedua itu situasi politik terkendali, ekonomi tumbuh, kebudayaan berkembang baik serta keamanan terjaga.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah meneruskan hal yang baik dalam kepemimpinan Soeharto dan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali GBHN.

"Semoga pemerintah saat ini dan pemerintah yang akan datang bersedia meneruskan apa yang telah baik di kepemimpinan beliau, mencontoh dan menyelesaikan sesuai pada zamannya," kata Titiek Soeharto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya dalam pidato penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa yang diberikan Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri mengatakan Indonesia perlu memikirkan lagi secara mendalam dan cermat mengenai pentingnya Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyelenggaraan negara.

Baca juga: Akbar Tandjung: Usung Titiek Soeharto, Cendana Mau Perkuat Golkar

"Perlu kita pikirkan lagi secara mendalam dan cermat tentang pentingnya GBHN sebagai pedoman bagi seluruh penyelenggara negara dan rakyat Indonesia," kata Megawati.

Megawati menekankan arah politik pemerintahan yang disusun berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sudah seharusnya ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Dia mengatakan GBHN merupakan Kebijaksanaan Umum Penyelenggaraan Negara Indonesia. Turunannya adalah Garis-Garis Besar Pembangunan, yaitu berupa cetak biru rencana pembangunan nasional.

Rencana pembangunan tersebut bersifat menyeluruh, terencana, terarah, serta menyangkut seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rekam Jejak Politik Titiek Soeharto: dari Partai Golkar, Berkarya hingga Gerindra

15 Mei 2023

Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) bersama Prabowo Subianto dan anak mereka, Ragowo 'Didit' Hediprasetyo. instagram.com/tututsoeharto
Rekam Jejak Politik Titiek Soeharto: dari Partai Golkar, Berkarya hingga Gerindra

Titiek Soeharto maju sebagai caleg DPR dari Partai Gerindra. Sebelumnya pernah bergabung dengan Golkar dan Partai Berkarya.


UMP Jalin Kerja Sama dengan MPR Bahas Pokok-Pokok Haluan Negara

7 Maret 2022

UMP Jalin Kerja Sama dengan MPR Bahas Pokok-Pokok Haluan Negara

Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menjalin kerja sama salah satunya membahas PPHN.


Bamsoet Sampaikan Kuliah Umum Amandemen Terbatas di Unhas Makasar

4 Agustus 2021

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi kiprah Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Fadil Imran beserta jajarannya yang telah meluncurkan program Vaksinasi Merdeka.
Bamsoet Sampaikan Kuliah Umum Amandemen Terbatas di Unhas Makasar

Pemilihan Ketetapan MPR sebagai bentuk hukum yang ideal bagi PPHN, mempunyai konsekuensi amandemen terbatas yang berkaitan dengan dua pasal dalam konstitusi.


Bamsoet: Haluan Negara untuk Tuntun Pembangunan

4 Desember 2020

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.
Bamsoet: Haluan Negara untuk Tuntun Pembangunan

Masyarakat Indonesia memandang perlu Indonesia memiliki haluan negara. Salah satu urgensinya agar proses pembangunan bisa inklusif, melibatkan seluruh komponen bangsa.


Yenny Wahid Nilai GBHN Tak Sesuai Kebutuhan Zaman

8 Oktober 2019

Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, usia menghadiri upacara HUT Bhayangkara ke-73 di Lapangan Monas, Jakarta, 10 Juli 2019. Tempo/Friski Riana
Yenny Wahid Nilai GBHN Tak Sesuai Kebutuhan Zaman

Yenny Wahid mengatakan MPR seharusnya membuat peraturan yang sesuai kebutuhan zaman.


CSIS Menilai Adanya GBHN Berpotensi Mengunci Presiden

2 Agustus 2019

(ki-ka) Pemimpin Redaksi Tempo.co, Wahyu Dhyatmika, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies, Philips Vermonte, Dosen Universitas Gadjah Mada, Dodi Ambardi, dan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, dalam diskusi
CSIS Menilai Adanya GBHN Berpotensi Mengunci Presiden

Direktur Eksekutif CSIS Philips J. Vermonte mengatakan GBHN bisa mengunci presiden terpilih dan membuat ruang gerak presiden menjadi terbatas.


Apa Hasil Pertemuan di Rumah Prabowo? Titiek Soeharto: Ssst!

17 Agustus 2018

Bakal calon presiden Prabowo Subianto (tengah), bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno (ketiga kiri), pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno Rachmawati Soekarnoputri (ketiga kanan), Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (kedua kiri), dan Titiek Soeharto (kanan) saat mengikuti upacara peringatan HUT Republik Indonesia ke-73 di Universitas Bung Karno, Jakarta, Jumat, 17 Agustus 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
Apa Hasil Pertemuan di Rumah Prabowo? Titiek Soeharto: Ssst!

Titiek Soeharto mewakili Partai Berkarya mengantar Prabowo - Sandiaga mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada Jumat, 10 Agustus 2018.


Tommy Soeharto Ingin Repelita dan GBHN Dihidupkan Lagi

22 Juli 2018

Tommy Soeharto memberi sambutan di Rapat Pimpinan Nasional di Lor In Hotel Karanganyar, 10 Maret 2018. TEMPO/AHMAD RAFIQ
Tommy Soeharto Ingin Repelita dan GBHN Dihidupkan Lagi

Tommy Soeharto mengatakan keinginannya untuk menghidupkan kembali Repelita dan GBHN seperti di zaman Presiden Soeharto.


Keluar dari Golkar, Ini Posisi Titiek Soeharto di Partai Berkarya

12 Juni 2018

Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar Mahyudin dan politikus Golkar Titiek Soeharto sebelum rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 20 Maret 2018. TEMPO/Arkhelaus W.
Keluar dari Golkar, Ini Posisi Titiek Soeharto di Partai Berkarya

Wakil Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo menyayangkan langkah Titiek Soeharto keluar dari Golkar.


Titiek Soeharto: Golkar Sudah Tak Butuh Saya

11 Juni 2018

Selain warga, kerabat, pejabat daerah serta keluarga cendana, yang diwakili Titik Soeharto turut serta dalam prosesi pemakaman tersebut.
Titiek Soeharto: Golkar Sudah Tak Butuh Saya

Titiek Soeharto memilih keluar dari Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya yang didirikan adiknya, Tommy Soeharto. Titiek punya alasan untuk itu.