TEMPO.CO, Jakarta - Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) menyerang seorang warga Simpang Kanan, RT 038, Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Tembilahan, Riau, bernama Yusri Efendi hingga tewas.
"Korban meninggal karena mengalami pendarahan luka robek karena diterkam oleh harimau," kata Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hilir Ajun Komisaris Besar Christian Rony, Minggu, 11 Maret 2018.
Rony mengatakan peristiwa bermula saat korban bersama tiga rekannya, Rusli, 41 tahun, Indra (26), dan Syahran (41), sedang bekerja membuat bangunan sarang buruh walet. Sekitar pukul 16.30, mereka melihat harimau berada di bawah bangunan yang mereka kerjakan.
Keempatnya kemudian memilih bertahan di atas bangunan tersebut. Setelah memastikan harimau sudah pergi, mereka turun sekitar pukul 18.25 untuk kembali ke penginapan. "Mereka kemudian berjalan ke penginapan sejauh 250 meter," ujar Rony.
Baca juga: Gagal Tangkap Harimau Sumatera, BBKSDA Bakal Gunakan Senapan Bius
Namun, Rony melanjutkan, tiba-tiba harimau tersebut datang dari arah depan sehingga mereka terkejut dan berlari berhamburan, kemudian berpencar.
"Selanjutnya para saksi berusaha memanggil-manggil korban, tapi korban tidak menjawab dan tidak bertemu dengan para saksi," ucapnya.
Begitu kehilangan Yusri, 34 tahun, tiga rekan korban meminta pertolongan warga Dusun Sinar Dana, Desa Tanjung Simpang. Ketiganya kemudian berhasil dievakuasi masyarakat menggunakan perahu kecil.
"Selanjutnya para saksi bersama dengan warga berusaha mencari korban," tutur Rony.
Sekitar pukul 19.30, kata Rony, Yusri berhasil ditemukan di atas tanaman kumpai, sejenis rumput yang mengapung di atas sungai, dalam keadaan tak bernyawa.
"Pada bagian tengkuk korban mengalami luka akibat terkaman harimau," katanya.
Pukul 20.30, personel Polsek Pelangiran bersama tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa korban ke Klinik KPP Pulai PTTHIP untuk divisum.
"Dari hasil visum, diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan luka robek karena diterkam oleh harimau," ujar Rony.
Selanjutnya jenazah Yusri dibawa ke Desa Pulau Muda untuk diserahkan kepada pihak keluarga.
Baca juga: 2 Harimau Sumatera Terpantau Berkeliaran di Perkebunan Indragiri
Peristiwa penyerangan harimau terhadap manusia ini terjadi kali kedua di daerah yang sama. Awal Januari lalu, seorang karyawan perkebunan perusahaan kelapa sawit, Jumiati, tewas diterkam harimau. BKSDA Riau terus berupaya menangkap harimau menyusul tewasnya Jumiati, tapi hingga kini belum berhasil.
Petugas BKSDA Riau kemudian menemukan adanya dua harimau berbeda di kawasan itu. Berdasarkan pantauan kamera trap, ada perbedaan belang di kedua kaki harimau yang ditemukan.
Untuk mendeteksi perbedaannya, petugas menamai kedua harimau itu dengan Boni dan Bonita. Harimau yang menyerang korban Jumiati adalah Bonita.
Namun, untuk kasus ini, Balai BKSDA Riau belum mengetahui harimau yang mana menyerang korban.
"Masih diteliti kembali melalui identitas belangnya, apakah Bonita atau harimau yang lain, karena situasi sudah mulai gelap ketika itu. Tim masih di TKP dan bekerja sama dengan masyarakat," kata humas Balai BKSDA Riau, Dian Indriati.