TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jendral Tito Karnavian kini lebih berhati-hati untuk berbicara tentang suatu kelompok di depan umum. Dia takut pidatonya akan menimbulkan masalah karena dipotong dan diviralkan.
"Saya sekarang kadang-kadang ada takut-takutnya bicara," kata Tito saat bersilaturahmi ke Persatuan Tarbiyah Islamiyah, di Jakarta, Sabtu 3 Maret 2018.
Baca juga: Pidato Tuai Polemik,Jenderal Tito Karnavian Minta Maaf
Beberapa waktu lalu pidato Tito dalam acara Nahdlatul Ulama menjadi viral. Dalam pidatonya itu, dia meminta jajaran kepolisian untuk bersinergi hanya dengan NU dan Muhammadiyah. Sebab, NU dan Muhammadiyah adalah pendiri dan setia mebgawal negara.
"Saya takut pidato saya dipotong-potong lagi," ujar Tito yang sontak mengundang tawa para tamu silaturahmi tersebut. "Tapi kalau di sini saya yakin bapak-bapak dan ibu-ibu tidak ada yang akan niat mempolitisir pidato saya," Tito menambahkan.
Padahal, lanjut Tito, pidato yang menjadi viral tersebut setahun lalu, Februari 2017. Saat itu dia berpidato selama 26 menit tentang peran ulama dalam perjuangan kemerdekaan. "Saya sudah tahu siapa yang memotongnya lalu memviralkannya," katanya.
Baca juga: Berkunjung ke Ormas Islam, Tito Karnavian Bicara Keamanan Pilkada
Tito menambahkan, pemotong video tersebut memang sengaja memotong video itu untuk menjatuhkan nama Polri menjelang pilkada 2018.
Namun Tito juga mengaku banyak mendapat hikmah dari kejadian itu. Seperti untuk lebih berhati-hati lagi dalam berbicara di depan umum. "Hikmah lainnya saya lebih sering sekarang bertemu ulama dan ormas-ormas Islam," ujar Tito.