INFO JABAR - Untuk mempercepat pembangunan Masjid Provinsi Jawa Barat Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengajukan permintaan pembukaan akses Tol Padaleunyi KM 149 untuk memperlancar distribusi peralatan dan material bangunan.
"Nanti akses KM 149 dibuka, Ini dalam proses pengusulan ke Jasa Marga, dan insyaallah Jasa Marga akan merespons dengan baik dalam waktu yang relatif singkat," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa saat mengunjungi ke proyek pembangunan Masjid Al Jabbar, Selasa, 7 Februari 2018.
Dia menjelaskan pembukaan akses tol itu akan memperlancar pembangunan masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal di Jakarta itu. Sebab, selama ini faktor cuaca menyebabkan terjadinya pelambatan pembangunan dari target sebesar 6,344 persen baru terealisasi 1,541 persen pada pada 25 Februari 2018. "Diharapkan, pengerukan dan pemasangan tiang pancang yang dibangun di 1.800 titik ini selesai dalam dua bulan, dan sudah ada langkah signifikan untuk lakukan percepatan pembangunan," ucapnya.
Iwa mengutarakan masjid didirikan di atas danau seluas 10 hektare. “Kami bangun danau supaya kalau hujan, di Gedebage ini tidak banjir, dan kemarau tidak kekeringan, sehingga ada suplai air baku. Masyarakat sudah merespons ini dengan baik, sungguh di luar dugaan," katanya.
Masjid yang disebut-sebut sebagai salah satu masjid termegah di Indonesia ini akan dilengkapi museum sejarah Nabi Muhammad SAW dan museum Tiga Masjid Suci, termasuk Masjidil Aqsa. Masjid ini seperti mengambang di atas danau.
Masjid yang terletak di Jalan Cimincrang Gedebage itu memiliki plaza di bagian depannya dan dikelilingi oleh empat menara berdesain moderen. Keempat menaranya dirancang sepertri muncul dari dasar danau yang dikeliling taman dan pepohonan.
Masjid ini akan didirikan di lahan seluas 25,98 hektare itu, sebagian besar adalah danau retensi dan lahan terbuka hijau. Danau retensi ini akan berfungsi sebagai embung untuk mengendalikan banjir di Gedebage dan sekitarnya, yang biasanya disebabkan oleh luapan anak-anak sungai Citarum.
Pengerjaan masjid berkapasitas 33 ribu orang itu dilakukan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk, dengan nilai kontrak sebesar Rp 511 miliar. (*)