TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Arif Puyuono mengatakan Ketua Umum Prabowo Subianto dipastikan tidak akan menjadi wakil presiden mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019.
"Saya pastikan (Jokowi) akan berhadapan dengan ketua kami," kata Arif dalam diskusi bertema '2019, Jokowi Dengan Siapa? Di Mata Aktivis' di Kopi Politik, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Sabtu, 3 Maret 2018.
Baca: Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi
Sejumlah lembaga survei telah merilis kemungkinan kompetisi antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019. Namun, sempat muncul skenario tentang menyandingkan Prabowo menjadi calon wakil presiden untuk Jokowi.
Menurut Arif, Gerindra tidak melihat survei sebagai ukuran dalam menentukan keputusan partai. Ia mengacu pada pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, sebagian besar lembaga survei memperkirakan Anies Baswedan hanya akan mendapatkan suara 48 persen. Faktanya, Anies menang dengan 58 persen suara dan mengalahkan calon inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Boleh seluruh lembaga survei membuat Prabowo mengarah ke wakil (Jokowi). Tapi lihat, survei Jakarta saja tidak tepat, apalagi melihat nasional," kata Arif.
Baca: Kader Gerindra Jawa Tengah Siap Menangkan Prabowo di Pilpres
Jika Jokowi dan Prabowo berpasangan, menurut Arif, maka pasangan itu akan melawan kotak kosong. Hal ini, kata dia, berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. "Kalimantan Barat bisa terpisah dan Papua juga, kalau Prabowo tidak maju menjadi presiden," ujarnya.
Arif pun memberi saran bagi Jokowi dalam memilih pendampingnya di pilpres 2019. Menurut dia, Jokowi harus memilih wakil yang bisa menjaga keamanan dan ancaman dari suku, agama dan ras antar golongan. "Harus mencari wakil yang bisa berdiri di tengah. Bisa dari TNI," kata dia.