INFO JABAR - Bunda Literasi Jawa Barat Netty Heryawan mengungkapkan, sekolah ramah anak (SRA ) dapat diwujudkan dengan melakukan tiga hal yakni menerima kehadiran dengan baik, membangun komunikasi yang hangat serta menyelesaikan masalah siswa secara tuntas.
Netty menjelaskan, penerimaan yang baik dari guru akan membuat siswa merasa nyaman, sehingga mereka senang dan bersemangat menjalani kegiatan di sekolah.
"Ini penting, minimal tanya kabar siswa, ungkit hal-hal yang disukainya. Sambutlah mereka sebagaimana kita menyambut anak-anak kandung kita," kata Netty saat menjadi narasumber Sekolah Ramah Anak Sebagai Rumah Kedua dan Sekolah Tanpa Kekerasan, di SMAN 10 Bandung, Jl. Cikutra No. 27 Bandung, Selasa ,27 Februari 2018.
Ia meminta para guru membangun komunikasi yang hangat pada para muridnya. "Gunakanlah gaya komunikasi antara orang tua dan anak, bukan seperti atasan dan bawahan," lanjutnya.
Selain itu guru juga harus bisa menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang menyenangkan."Nah, ibu dan bapak guru, ini yang diinginkan siswa. Nanti boleh tanya sama guru yang bersangkutan, gimana tips mengajar yang asyik, biar siswa jadi suka semua pelajaran," kata Netty.
Yang tak kalah penting, kata Netty, yakni penanganan masalah yang dihadapi siswa. Menurut dia, baik siswa maupun guru harus paham bagaimana dan kemana mereka harus melapor jika terjadi sesuatu yang tidak mampu ditangani oleh pihak konseling.
"Jangan sampai ada penghapus papan tulis melayang di kelas, jangan sampai terjadi seperti di provinsi lain dimana seorang siswa tega menghabisi gurunya sendiri," ujarnya.
Kepala sekolah SMAN 10 Bandung Ade Suryaman menuturkan, sekolahnya sudah berkomitmen untuk menjadi sekolah ramah anak sejak 2016. Lalu pada awal 2017, SMAN 10 bermetamorfosa menjadi sekolah terbuka olahraga.
"Kami mengambil dan membimbing atlet, mereka diberi kesempatan untuk latihan sekaligus belajar, sehingga bisa berprestasi secara akademik juga," kata Ade.
Guna melengkapi infrastruktur SRA, Ade mentargetkan tahun ini membangun 12 ruang kelas baru dan merenovasi masjid agar dapat menampung 1.456 siswa saat salat Jumat. (*)