INFO NASIONAL - Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manggala Agni bersama TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA), terus melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di Provinsi Riau. Hal itu dilakukan meski hingga Sabtu malam, 24 Februari 2018, tidak terpantau adanya hotspot di wilayah tersebut, baik oleh satelit NOAA-19 maupun TERRA Aqua.
“Wilayah Kabupaten Siak, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti, merupakan wilayah-wilayah rawan karhutla. Sehingga upaya pencegahan pun terus dilaksanakan dengan patroli dan sosialisasi ke masyarakat serta pemadaman dini pada areal terbakar, agar kebakaran tidak meluas,” ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup Raffles B. Panjaitan.
Baca Juga:
Berdasarkan pantauan Posko Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup, pada 24 Februari 2018, tercatat hanya satu hotspot di Kepulauan Riau (satelit NOAA-19) dan satu hotspot di Sulawesi Selatan berdasarkan satelit TERRA-AQUA (NASA).
Di hari yang sama, Manggala Agni Daops Siak beserta tim gabungan melakukan pemadaman di Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Kebakaran seluas sekitar 50 hektare ini terjadi pada lahan gambut dan merupakan kebakaran bawah (ground fire). Selain pemadaman darat, juga dilakukan pemadaman udara (water bombing) oleh perusahaan konsesi di sekitar lokasi serta pembuatan sekat bakar untuk mencegah api meluas.
Sebagaimana disampaikan Raffes beberapa waktu lalu, dukungan water bombing sangat membantu upaya pemadaman pada areal-areal yang sulit dijangkau dengan pemadaman darat. "Kerja sama dan sinergi dengan pihak terkait tetap dilakukan, sehingga kebakaran yang terjadi dapat segera diantisipasi,” katanya.
Baca Juga:
Sementara di Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, juga dilakukan pemadaman pada areal gambut seluas sekitar 300 hektare. Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Masih di areal gambut, pemadaman juga dilakukan pada lahan seluas sekitar 10 hektare di Dusun Sejati, Desa Sepahat, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis. Lokasi titik api yang jauh dari akses kendaraan bermotor menjadi kendala dalam proses pemadaman, sehingga Manggala Agni dan tim lain harus berjalan kaki menuju lokasi. (*)
