TEMPO.CO, Jakarta - PDIP resmi mendeklarasikan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden yang akan diusung dalam pemilihan presiden 2019. Setelah ini, Jokowi dan partai koalisi pendukung akan membicarakan mengenai fugur pendamping Jokowi.
Sejumlah nama sempat muncul dalam berbagai survei sebagai cawapres, antara lain Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuzy, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) M. Zainul Majdi, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Ada juga nama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher yang masuk dalam jajaran 9 cawapres dari PKS.
Baca: Lima Nama Cawapres Jokowi dan Prabowo yang Diinginkan Masyarakat
Pengamat politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai Aher memiliki modal untuk menjadi cawapres. “Aher ini dia punya modal partai, amunisi politik, dan racikan elektoral. Apalagi dengan basis massa 32 juta penduduk di Jawa Barat, ini modal besar untuk mendongkak suara Jokowi,” kata Pangi Syarwi saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 24 Januari 2018.
Menurut Pangi, dengan citra Jokowi yang sampai saat ini masih dianggap jauh dari figur agamis, Jokowi perlu menggandeng tokoh religius untuk mendampingi dirinya yang dikenal nasionalis. Aher dinilai sebagai tokoh religius itu.
Baca: Alasan PDIP Belum Bahas Cawapres Jokowi
Pangi juga menilai TGB M. Zainul Majdi dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin cukup berpeluang menjadi cawapres Jokowi. Sebagai Gubernur NTB, kata Pangi, TGB M. Zainul Majdi merupakan sosok yang berpengalaman dalam politik dan ketokohan agama yang sangat kuat.
TGB juga dinilai berhasil menghadirkan kedamaian dan kerukuman di kalangan masyarakat NTB. "Ia berhasil membangun dan memajukan sektor-sektor lain, terutama di bidang ekonomi," ujarnya.
Sementara, Muhaimin Iskandar, menurut Pangi, memiliki modal elektoral yang cukup bagus. Namun dia menganggap, Cak Imin belum memiliki sikap politik yang jelas. “Politik masih sangat cair saat ini. Pertimbangan lainnya, Cak Imin ini bisa dikatakan liar dan mungkin tidak bisa dipegang oleh Jokowi,” kata Pangi.