TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko meminta lembaga penyiaran milik negara seperti TVRI, Antara, dan RRI bersinergi membuat konten-konten yang menunjukkan implementasi nilai Pancasila. Harapannya lembaga ini bisa membantu mendistribusikan nilai Pancasila ke seluruh masyarakat Indonesia.
Moeldoko mengatakan penyampaian nilai-nilai Pancasila mesti terus dilakukan. Ketiga lembaga penyiaran milik pemerintah ini harus bisa melawan isu-isu yang menggerus persatuan di tengah masyarakat.
Baca: Banyak Ujaran Kebencian, Polri: Indonesia Darurat Akal Sehat
“Perlu penambahan konten, bagaimana mencegah pertentangan-pertentangan yang terjadi seperti isu SARA yang harus dihindari,” kata Moeldoko saat mengumpulkan para direktur utama tiga lembaga penyiaran itu dengan Menteri Komunikasi Rudiantara dan Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif, dikutip dari keterangan pers KSP, Sabtu, 24 Februari 2018.
Mantan Panglima TNI ini berujar keberagaman di segala aspek dalam masyarakat Indonesia tidak bisa dihindari. Maka, Pancasila harus menjadi arus utama di pelbagai media. “Kita bangsa besar dari berbagai suku, tidak bisa dihindari keanekaragaman ini, dan kita nikmati bukan untuk dipertentangkan,” kata Moeldoko.
Baca: MUI Jawa Barat Minta Kiai Tak Takut terhadap Isu Teror Orang Gila
Ketua UKP PIP Yudi Latif mengatakan pertemuan lima lembaga ini penting guna membahas sinkronisasi kelembagaan dan lembaga penyiaran dalam pengarusutamaan Pancasila di berbagai media. UKP-PIP, kata Yudi, siap memberikan konten yang sarat dengan nilai Pancasila. “Lalu jaringan penyiaran pemerintah akan memfasilitasi untuk penyebarannya,” ujarnya.
Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Meidyatama Suryodiningrat menyatakan siap bersinergi dengan pelbagai jaringan pemberitaan pemerintah untuk menyebarkan nilai-nilai yang baik dari Pancasila. “Misalnya soal inklusi sosial, nilai-nilai keteladanan,” ujarnya. Bentuk tindaklanjutnya, menurut Meidyatama, bisa dengan membuat program baru atau mengoptimalkan rubrik dan kanal yang ada.
Sementara itu, Direktur Utama TVRI Helmy Yahya menyampaikan sebagai televisi publik, TVRI terus mendorong pesan-pesan kebangsaan, harmoni, toleransi, anti hoaks dalam program dan berita-berita TVRI. “Tantangannya di proses kreatif. Bagaimana bikin acara yang tidak dogmatis, tapi pesannya sampai. Untuk itu, kami juga bikin acara ‘Gue Pancasila’,” kata Helmy.