Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tidur Panjang, Apakah Letusan Gunung Merapi Bakal Lebih Dahsyat?

image-gnews
Sejumlah pendaki menuju area Pasar Bubrah di bawah puncak Taman Nasional Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, 21 Oktober 2017. Walau dianggap sebagai gunung yang paling aktif ini, gunung Merapai masih menjadi gunung favorit bagi para pendaki maupun wisatawan mancanegara untuk sekadar menikmati suasana matahari terbit dari atas ketinggian. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah pendaki menuju area Pasar Bubrah di bawah puncak Taman Nasional Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, 21 Oktober 2017. Walau dianggap sebagai gunung yang paling aktif ini, gunung Merapai masih menjadi gunung favorit bagi para pendaki maupun wisatawan mancanegara untuk sekadar menikmati suasana matahari terbit dari atas ketinggian. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGunung Merapi yang membentang di wilayah DI Yogyakarta-Jawa Tengah seolah masih tidur panjang dari aktivitas vulkaniknya setelah letusan dahsyat pada 2010 silam.

Sempat bermunculan prediksi dan kekhawatiran, apakah tidur panjang Merapi itu bakal membawa petaka lebih besar jika kelak meletus kembali.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gunung Api (BPPTKG) DI Yogyakarta I Made Agung Nandaka menuturkan belum bisa terjawab kepastian apakah letusan Merapi kelak akan lebih hebat dibanding sebelumnya.

Baca juga: Jalur Pendakian Baru Merapi Lewat Klaten Dibuka Mei 2017  

“Siapa yang bisa mengetahui kondisi persis di dalam (Merapi) seperti apa?” ujar Nandaka Jumat 22 Februari 2018.

Nandaka menjelaskan, dalam sistem vulkanik seperti halnya Merapi terdapat sebuah kantung magma, kemudian ada saluran, juga sumber magma di bawah dengan kedalaman diperkirakan 100 kilometer.

Terciptanya letusan ketika kantong magma ini sudah terisi kemudian terangkat ke atas melalui saluran yang ada dan muncul letusan.

Untuk mengetahui berapa besar kekuatan letusan itu baru bisa diketahui salah satunya dari pengukuran laju kecepatan pengisian magma itu untuk mengukur berapa banyak material dan juga kecepatan muntahan letusan serta radius terdampak.

“Problemnya sekarang, kita kan tak pernah tahu lajunya (pengisian magma sampai dikeluarkan) berapa, apa yang terjadi di dalam perut Merapi ini tidak ada yang tahu, siapa yang bisa menembus?” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Mbah Maridjan Ternyata Menolak Tanggul Erupsi Gunung Merapi  

BPPTKG selaku badan pemantau yang berfokus pada Merapi pun hanya bisa merekam gejala luar. “Kalau sekarang suhu normal, besok tiba-tiba naik, itu baru bisa jadi penanda mulai naiknya magma (yang kemudian terjadi letusan),” ujarnya.

Nandaka menambahkan, saat ini suhu Merapi yang tercatat melalui pantauan kamera termal yang dipasang BPPTKG paling tinggi 141 derajat celcius.

“Tapi ingat, pantauan kamera termal ini jelas beda dengan memantau langsung ke dalam, pasti lebih tinggi kalau mengukur langsung,” ujarnya. Perbedaan jauh pengukuran ini dibuktikan ketika BPPTKG mengukur melalui lubang sulfatara Merapi sebelum erupsi 2010 silam yang mencapai 700-800 derajat celcius.

Nandaka menuturkan, dahsyat tidaknya letusan Merapi berikutnya tak berkait dengan jarak aktivitas vulkanik. Nandaka menegaskan kapan letusan Merapi berikutnya masih misteri dan belum bisa diketahui.

Termasuk soal siklus rerata yang memprediksikan bahwa Gunung Merapi akan meletus lima tahunan juga tak terbukti. Merapi bisa meletus kapan saja. Dari catatan BPPTKG, Merapi memang pernah meletus pada 2001 kemudian disusul letusan berikutnya pada 2006 sebelum akhirnya meletus lagi pada 2010. Tapi pada 1997 dan 1998 Merapi juga meletus. Juga pada 1984 dan 1992.

“Siklus letusan Merapi kali ini memang cukup lama sejak 2010, meski sempat tercatat empat kali ada gempa vulkanis, tapi status sekarang masih normal,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

2 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

17 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

18 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

27 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

43 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

43 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

45 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

46 hari lalu

Gunung Marapi yang mengeluarkan batu pijar terlihat dari Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat 23 Februari 2024 malam. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak Senin (19/2/2024) hingga Jumat (23/2) sore, aktivitas gunung yang berstatus siaga level III tersebut meningkat dengan 13 kali letusan dan 219 kali hembusan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
60 Kali Letusan Gunung Marapi Sepanjang Februari 2024

Gunung Api Marapi di Sumatera Barat tercatat mengalami sekitar 60 kali sepanjang Februari 2024. Erupasi masih terjadi ketika proses akumulasi data.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

52 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

53 hari lalu

Kondisi Gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara saat meletus pukul 17.12 WIT, Sabtu, 12 Januari 2019. BNPB
Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

Gunung Ibu Halmahera kembali meletus tengah malam, pada pergantian hari. Hujan abu mencapai pemukiman warga.