TEMPO.CO, Asmat - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sempat bercanda dengan warga Distrik Agats soal dana Program Keluarga Harapan. Puan bertanya kepada salah satu mama, sapaan ibu untuk warga papua, ihwal penggunaan program dana bantuan dari Kementerian Sosial tersebut.
"Mama Maria, kalau uang PKH-nya digunakan suami untuk jalan-jalan boleh tidak?" ujar Puan di Aula Wiyata Mandala, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, pada Kamis, 22 Februari 2018.
Baca juga: Puan Maharani Mengaku Belum Punya Road Map Pembangunan SDM 2019
Maria pun menjawab, "Oh tidak boleh," sambil cekikikan. Sontak jawaban tersebut membuat para menteri sekaligus warga yang hadir tertawa dan bertepuk tangan.
Dana PKH diberikan kepada setiap satu keluarga sebesar Rp 2 juta per tahun. Pemberian dana tersebut dibagi menjadi empat termin, di mana setiap tiga bulan mereka akan menerima uang sebesar Rp 500 ribu. Selain itu, setiap keluarga akan mendapat sebanyak 10 kilo beras per tahun.
Puan pun mengingatkan kepada ibu-ibu yang hadir kalau uang tersebut harus digunakan untuk kesejahteraan keluarga masing-masing. Misalnya, untuk membeli kebutuhan pangan sehari-hari atau kebutuhan pendidikan anak mereka.
"Jadi kalau suami minta uang PKH untuk jalan-jalan ke Timika atau Jayapura, tidak boleh ya ibu-ibu, setuju?" ujar Puan yang disambut teriakan "Setuju!" serta tepuk tangan mereka.
Selain puan, turut hadir juga Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Kesehatan Nila F. moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi, serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Selama perjalanan mereka didampingi Bupati Asmat, Elisa Kambu.
Rombongan Puan mengunjungi lima titik di Agats. Kelimanya adalah pompa air bersih warga Agats, pusat belajar-mengajar Pendidikan Anak Usia Dini Agats, Gelanggang Olah Raga, Rumah Sakit Umum Daerah Agats, serta Wiyata Mandala.
Selama berkunjung, rombongan juga memberikan bantuan dari pemerintah pusat, seperti Kartu Indonesia Pintar, Paket Keluarga Harapan, Dana Tugas Bantuan Kabupaten, bibit tanaman, peralatan sekolah, serta susu dan sembako.
Puan mengatakan kunjungan ini sebagai bagian dari pembinaan dan peninjauan terhadap warga setempat selepas dicabutnya fenomena kejadian luar biasa gizi buruk dan campak.
“Kunjungan ini merupakan monitoring evaluasi pasca dicabutnya KLB di Asmat,” ujar Puan Maharani.