TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang mengatakan pemecatan terhadap Syarifudin Sudding sebagai Sekretaris Jenderal Partai Hanura atas persetujuan Wiranto selaku Ketua Pembina Partai.
Oesman membenarkan alasan pemecatan terhadap Sudding merupakan upaya dia untuk membersihkan partai dari para kader pembelot. “Sudah tahu saja nih,” ucap dia di kediamannya, Kamis, 22 Februari 2018.
Baca: Pilpres 2019, Hanura Usung Wiranto Jadi Cawapres Jokowi
Dalam pidatonya, politikus kawakan yang akrab disapa OSO itu meminta kepada kadernya untuk tidak berkhianat kepada partai. Menurut dia, kader Hanura harus berbakti kepada partai dan memenangkan Hanura dalam kontestasi politik.
Menurut Oesman, kader-kader yang pernah membelot harus dimaafkan. Hal tersebut merupakan pesan dari Wiranto. “Pak Wiranto terlalu baik, orang bikin salah suruh dimaafin dan saya ikuti pesannya,” tutur dia.
Simak: OSO Minta Ketua Umum PSI Tak Mengajari Senior Berpolitik
Sudding dan pendukungnya baru saja dicopot dari posisi kader Partai Hanura yang mengisi bangku Dewan Perwakilan Rakyat. Hal tersebut berawal dari adanya pemecatan sejumlah pimpinan Hanura di daerah oleh Oesman. Para kader yang sakit hati itu menganggap sikap Oesman dalam memimpin partai terlalu arogan.
Partai Hanura sempat dilanda konflik internal antara kubu Oesman dan Sudding. Hanura kubu Hotel Ambhara yang dicetuskan Sudding memecat Oesman dari posisi ketua umum. Oesman selaku kubu Hotel Manhatan memecat Sudding dan para kader yang mendongkelnya dari kepengurusan partai.
Lihat: Wiranto Akhirnya Sebut Ketua Umum Hanura yang Sah Adalah Oso
Atas izin Wiranto, Sudding berhasil dilengserkan oleh Oesman. Oesman mengangkat sekretaris jenderal yang baru, yaitu Herry Lontung. Surat keputusan tersebut disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.