TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal
Syafruddin meminta jajarannya menyelidiki secara serius pelaku penyerangan terhadap tokoh agama yang diduga dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan jiwa atau
orang gila.
"Karenanya, tersangka yang tidak waras itu supaya diselidiki lebih mendalam. Bukan berhenti di situ saja," kata Syafruddin saat bertemu para ulama dan kiai di Masjid Arif Nurul Huda Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Rabu, 21 Februari 2018.
Baca: Antisipasi Serangan ke Tokoh Agama, Polisi Tangkap 15 Orang Gila
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia ini memerintahkan jajarannya membentuk tim khusus, yang melibatkan para ahli dan dokter spesialis kejiwaan, untuk menangani dan mengusut kasus ini secara konprehensif. "Supaya jelas di masyarakat," katanya.
Dia mengaku sejak tiga pekan yang lalu Mabes Polri telah menurunkan tiga tim ke Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur dan daerah lainnya. Syafruddin menuturkan selain bertemu dengan ulama, dia datang ke Polda Jawa Timur juga untuk melakukan supervisi.
Simak: Jawa Timur Akan Razia Orang Gila Setelah Tokoh Agama Diserang
Ihwal anggapan serangkaian penyerangan terhadap tokoh agama dilakukan secara sengaja dan direncanakan (by design), Syafruddin tidak mau berspekulasi. "Kami investigasi dan kembangkan kasus ini secara konprehensif," kata dia.
Dalam dua bulan terakhir ini terjadi lima penyerangan terhadap tokoh agama. Terbaru, KH Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Lamongan, diserang oleh seseorang. Belakangan diketahui pelaku bernama Nandang Triyana, 23 tahun.
Lihat: Polisi Madiun Tangkap Orang Diduga Gila di Dekat Rumah Ulama
Dari hasil observasi sementara dokter Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, warga Cirebon itu mengidap gangguan jiwa. Dari keterangan ibu pelaku, Sriana, anaknya sekitar empat tahun meninggalkan rumah dan sejak SMP kelas 2 telah terindikasi gangguan jiwa.
NUR HADI