TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta calon hakim Mahkamah Agung (MA) untuk menjaga hukum di Indonesia tetap kuat. Pesan itu dia sampaikan saat memberi pengarahan di hadapan 1.591 calon hakim MA.
Jokowi mengatakan hukum yang kuat merupakan landasan keberhasilan suatu negara. "Banyak contoh negara-negara yang akhirnya menjadi lemah dan gagal itu karena menghadirkan hukum yang lemah," kata dia di Balitbang Diklat Hukum dan Pendidikan MA, Megamendung, Bogor, Rabu, 21 Februari 2018.
Baca juga: Di Istana Batu Tulis, Megawati dan Jokowi Bicara Topik Strategis
Dia menuturkan hukum yang kuat bisa menciptakan keadilan dan kepastian hukum. Dampaknya, kepercayaan masyarakat bahkan dunia bisa meningkat kepada institusi hukum dan secara luas terhadap pemerintah Indonesia.
Menurut Jokowi, kepercayaan ini juga akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia. Kepastian hukum menciptakan iklim investasi dan industri yang kondusif. Kondisi seperti itu sangat dibutuhkan untuk membuat lompatan kemajuan di bidang ekonomi Indonesia yang saat ini masih tumbuh di kisaran 5 persen.
"Untuk itu jangan sampai hukum bisa diperjualbelikan," kata Jokowi. Perilaku seperti itu akan otomatis meruntuhkan kepercayaan yang telah dibangun.
Baca juga: Kabar Rizieq Shihab Pulang: Amien Rais Peringatkan Jokowi
Jokowi meyakini MA dan badan peradilan di bawahnya merupakan institusi yang bisa dipercaya rakyat. Dia menuturkan, kepercayaan itu bisa semakin ditingkatkan jika para calon hakim MA bisa menjaga kejujurannya.
"Oleh karena itu saya berpesan, pegang betul kejujuran selama saudara menjadi hakim. Jadilah contoh bagi profesi yang lainnya. Jadilah hakim adil, bermartabat, hakim yang memberikan rasa keadilan dan pondasi bagi lompatan-lompatan bangsa Indonesia," ujar Jokowi.