Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyerang KH Hakam Mubarok Berasal dari Cirebon

image-gnews
Ilustrasi Tersangka. Tempo/Marifka Wahyu Hidayat
Ilustrasi Tersangka. Tempo/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Identitas penyerang KH Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Lamongan, akhirnya terungkap. Pria yang sebelumnya diduga gila itu diketahui bernama Nandang Triyana bin Satibi, 23 tahun, warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

"Tepatnya pelaku berasal dari Desa Lemahabang Kulon RT 11 RW 3, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera kepada wartawan, Senin malam, 19 Februari 2017.

Baca juga: Banyak Serangan ke Tokoh Agama Jadi Alasan Rizieq Shihab Pulang

Barung mengatakan identitas pelaku terungkap setelah penyidik beberapa kali melakukan interogasi. Saat diinterogasi, pelaku berulang kali menyebut kata Lemahbang Kulon. Setelah diidentifikasi, nama tersebut diketahui merupakan nama kecamatan di Kabupaten Cirebon.

Selanjutnya, kata Barung, penyidik dari Polres Lamongan berinisiatif melakukan koordinasi dengan Polres Cirebon untuk pengecekan di wilayah tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, dia melanjutkan, benar bahwa keluarga pelaku tinggal di wilayah Kecamatan Lemahabang.

Dari keterangan orang tuanya, Barung menambahkan, pelaku yang diketahui tidak tamat sekolah menengah pertama itu telah meninggalkan keluarganya sejak empat tahun lalu. "Dan diakui keluarganya bahwa yang bersangkutan gila sejak kecil. Namun tidak ada surat keterangan gilanya," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti diketahui, penyerangan yang terjadi pada Ahad, 18 Februari 2018, itu bermula ketika KH Hakam Mubarok meminta pelaku pindah dari pendopo pesantren karena mengotori tempat tersebut dengan makanan yang dibawanya. Kiai Hakam sempat menarik sarung yang dikenakan pelaku.

Baca juga: PBNU: Penyerangan Tokoh Agama Siratkan Kebencian atas Keagamaan

Namun pelaku justru menantang duel Kiai Hakam. Pelaku lalu mengejar Kiai Hakam hingga kemudian sang kiai terjatuh. Mengetahui hal itu, santri dan warga setempat menangkap pelaku dan membawanya ke polsek setempat. Sebelum dibawa ke polsek, warga sempat menginterogasi pelaku.

Setelah sempat semalam dilakukan interogasi di Mapolres Lamongan, Senin pagi tadi, pelaku dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk diperiksa kondisi fisik dan psikis atau kejiwaannya. Dari hasil observasi sementara, pelaku diketahui mengidap gangguan jiwa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kapolri Sebut Sejumlah Kasus Serangan Tokoh Agama Rekayasa

14 Maret 2018

Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat menerima Penganugerahan Bintang Kartika Eka Paksi Utama dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, 14 Maret 2018. TEMPO/Subekti.
Kapolri Sebut Sejumlah Kasus Serangan Tokoh Agama Rekayasa

Kapolri menuturkan dari 47 kasus penyerangan tokoh agama yang dilaporkan ke polisi, hanya lima kasus yang terindikasi telah terjadi tindak pidana.


Laporan Palsu, Pengusutan Laporan Teror Kiai Ploso Dihentikan

28 Februari 2018

Polisi menjelaskan tidak ada penyerangan dari orang gila kepada Ustaz Ridwan Dzakir di rumahnya.
Laporan Palsu, Pengusutan Laporan Teror Kiai Ploso Dihentikan

Riyantono menuding Aziz sebagai kaki tangan lelaki yang dilaporkan akan menyerang kiai. Aziz ternyata hanya orang yang kemampuan berpikir lemah.


Kodam III Bantah Babinsa Terlibat Hoax Serangan ke Tokoh Agama

26 Februari 2018

Ilustrasi Anti-Hoax
Kodam III Bantah Babinsa Terlibat Hoax Serangan ke Tokoh Agama

Kodam III Siliwangi membantah ada anggota Babinsa yang menyebarkan hoax terkait dengan serangan ke tokoh agama oleh orang gila dan kebangkitan PKI.


Hoax Ulama Diserang Orang Gila, Belasan Tersangka Wajib Lapor

25 Februari 2018

Polisi menjelaskan tidak ada penyerangan dari orang gila kepada Ustaz Ridwan Dzakir di rumahnya.
Hoax Ulama Diserang Orang Gila, Belasan Tersangka Wajib Lapor

Kepada penyidik, tersangka dengan akun KI Ireng Maulana di FB dan IG mengatakan menyebarkan hoax untuk iseng. "Iseng, Pak. Peringatan buat anak-anak."


Komnas HAM Ikut Memantau Kasus Serangan ke Tokoh Agama

22 Februari 2018

(ki-ka) Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sandrayati Maniaga, Beka Ulung Hapsara, Munafrizal Manan, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, anggota Komnas HAM Chairul Anam dan Airudin Al Rahab saat konferensi pers terkait pertemuan dengan Komisaris tinggi PBB HE Zeid Raad Al Hussien di kantor Komnas HAM, Jakarta, 5 Januari 2018. TEMPO/Amston Probel
Komnas HAM Ikut Memantau Kasus Serangan ke Tokoh Agama

Komnas HAM ikut memantau kasus serangan ke tokoh agama yang sedang marak belakangan ini. Kalau ada indikasi pelanggaran, akan dibuat Tim


Polri Kantongi Nama Penyebar Hoax Soal Serangan ke Tokoh Agama

22 Februari 2018

Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto saat menetapkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka terkait kasus penistaan agama di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, 16 November 2016. Ahok dinilai melanggar Pasal 156a KUHP dan Pasal 28 Ayat (1) UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. TEMPO/Subekti.
Polri Kantongi Nama Penyebar Hoax Soal Serangan ke Tokoh Agama

Ada sejumlah nama akun yang diduga Polisi terkait penyebaran Hoax soal Serangan ke Tokoh Agama.


Serangan ke Tokoh Agama, Gatot Nurmantyo: TNI/Polri Jaga Ulama

22 Februari 2018

Gatot Nurmantyo. TEMPO/Ilham Fikri
Serangan ke Tokoh Agama, Gatot Nurmantyo: TNI/Polri Jaga Ulama

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengimbau TNI/Polri menjaga para ulama dan para pemuka agama yang lain menyusul serangan ke mereka.


Jokowi Minta Polisi Cegah Penyerangan terhadap Tokoh Agama

21 Februari 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Dewan Pembina Majelis Dzikir Hubbul Wathon KH Ma'ruf Amin dan Ketua Umum Hubbul Wathon KH Mustofa Aqil, menabuh bedug ketika membuka Zikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Zikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 21 Februari 2018. Presiden Jokowi menghadiri Rakernas I Hubbul Wathon yang turut dihadiri ratusan kiai dan ulama se-Indonesia. ANTARA/Wahyu Putro A
Jokowi Minta Polisi Cegah Penyerangan terhadap Tokoh Agama

Jokowi meminta kasus penyerangan terhadap tokoh agama dituntaskan.


Kapolri Perintahkan Beri Perlindungan ke Ulama dan Tokoh Agama

21 Februari 2018

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis (kanan), Kadiv humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kiri) dan  KaroPenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal (kedua kanan) memberikan keterangan kepada wartawan saat meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, 19 Januari 2018. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kapolri Perintahkan Beri Perlindungan ke Ulama dan Tokoh Agama

Para ulama dari berbagai organisasi kemasyarakatan meminta segera diambil kesimpulan atas kasus-kasus kekerasan yang menimpa tokoh agama.


MUI Jawa Barat Minta Kiai Tak Takut terhadap Isu Teror Orang Gila

21 Februari 2018

Sejumlah santri berjaga di depan pintu masuk Ponpes Al Falah II Kecamatan Ploso, Kabupaten Kediri, Rabu dini hari, 20 Februari 2018. Pondok ini sempat disatroni orang tak dikenal yang diduga hendak menyerang pemimpin pesantren. TEMPO/ Hari Tri Wasono
MUI Jawa Barat Minta Kiai Tak Takut terhadap Isu Teror Orang Gila

Ketakutan terhadap teror orang gila dianggap akan membuat kiai dan ustad jatuh dalam permainan orang.