INFO NASIONAL - Seiring dengan meningkatnya titik api pada beberapa wilayah rawan, antisipasi dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus ditingkatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan pemerintah provinsi. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Raffles B. Panjaitan mengatakan Provinsi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan saat ini telah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana karhutla.
“Status siaga Provinsi Kalimantan Barat berlaku sejak 2 Januari sampai 31 Desember 2018, sedangkan Provinsi Sumatera Selatan berlaku mulai 1 Februari sampai 31 Oktober 2018,” tutur Rafles.
Baca Juga:
Sementara Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana karhutla Provinsi Riau 2018 mulai 19 Februari-31 Mei 2018. Status ini berdasarkan hasil rapat di Riau, Senin, 19 Februari 2018.
Raffles menerangkan status siaga darurat ditetapkan demi mengantisipasi dampak bencana asap akibat karhutla secara cepat, tepat, dan terpadu sesuai dengan standar serta prosedur yang berlaku. “Antisipasi ini meliputi upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara menyeluruh, baik pencegahan, penanggulangan, koordinasi, juga penanganan setelah karhutlam” ucapnya.
Melalui penetapan siaga darurat ini, Raffles optimistis sinergi antarlembaga pada tingkat tapak diharapkan akan semakin kuat. Semua elemen, baik Satker daerah, seperti BPBD, Dinas Kehutanan bersama BNPB, TNI, POLRI, maupun Manggala Agni Kementeria Lingkungan akan bahu-membahu lakukan pengendalian karhutla.
Baca Juga:
Sebagaimana diketahui, saat ini, telah muncul kejadian-kejadian karhutla di beberapa lokasi, baik di Provinsi Riau maupun Kalimantan Barat. Di wilayah Riau, di antaranya Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Kota Dumai, Kabupaten Meranti, bahkan Kota Batam. Begitu juga di wilayah Kalimantan Barat dilaporkan terjadi karhutla, seperti di wilayah Kota Pontianak serta Kabupaten Ketapang.
“Melalui penetapan status siaga darurat ini, pengerahan sumber daya dalam pengendalian karhutla dapat dikerahkan lebih optimal di daerah rawan,” ujarnya.
Sementara pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan pada Minggu, 18 Februari 2018, pukul 20.00 WIB, tercatat lima hotspot terpantau satelit NOAA-19, yang tersebar di Provinsi Kalimantan Tengah (dua titik), Kalimantan Barat (tiga titik). Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat hanya ada tujuh hotspot, yaitu di Provinsi Kalimantan Barat (enam titik) dan Kepulauan Riau (satu titik). (*)