TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Sohibul Iman mengatakan pidatonya di acara Ngaji Budaya dan Rembug Nasional Legislator PKS se-Indonesia pada Kamis 15 Februari 2018 lalu dipotong oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Jangan nonton video pidato saya yang dipotong oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Sohibul kepada Tempo melalui pesan singkat, Ahad, 18 Februari 2018.
Baca juga: Fahri Hamzah Malu Mendengar Pidato Presiden PKS Soal Jokowi
Pidato yang viral di YouTube itu mendapat komentar dari Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Fahri merasa malu mendengar pidato Sohibul. "Saya pagi-pagi beristigfar kepada Allah, malu mendengar pidato presiden partai yang saya banggakan seperti ini. Tampak sekali pandangannya materialistis. Politik tidak dilihat dengan Bashirah, mata batin yang tenang dan berwibawa. Astagfirullah.... #KaderSedih," tulis Fahri lewat akun Twitter @Fahrihamzah pada Sabtu pagi, 17 Februari 2018.
Sohibul kemudian menunjukkan teks isi pidatonya. Teks itu bisa diakses melalui situs www.pks.id. Dalam pidatonya, Sohibul mengatakan berduet dengan PDIP dalam Pemilu 2019 mendatang merupakan satu dari tiga opsi. Dari ketiga opsi tersebut, pilihan berduet dengan Gerindra mendapat sorakan meriah dari peserta.
“Jika kita memilih desain koalisi dua partai, maka PKS memiliki tiga skenario koalisi. Skenario pertama adalah koalisi PKS-PDIP. Bagaimana? Ya, saya sudah tahu pasti responsnya begitu,” kata Sohibul seperti tercantum dalam situs PKS.
“Skenario kedua adalah koalisi PKS-Golkar. Atau kita bisa ambil skenario ketiga yakni koalisi PKS bersama Gerindra. InsyaAllah, suara antum semua langsung didengar oleh Ketua Majelis Syuro yang hadir di tengah-tengah kita,” tutur Sohibul.
Terkait isi pidatonya yang menyinggung calon wakil presiden bagi Jokowi, Sohibul mengatakan demikian: “Menurut Harian Terbit sudah 17 nama Cawapres yang sudah antre menjadi Cawapres Pak Jokowi. Jadi kalau PKS mau masuk dalam bursa Cawapres Jokowi, maka kita akan masuk di posisi ke-18. Tapi antum jangan pesimistis, siapa tahu Pak Jokowi melihat kader PKS potensial paling atas,” ujar Sohibul yang disambut dengan tidak antusias oleh peserta.
Presiden PKS itu kemudian melanjutkan: “Antum semua ini mudah sekali ketebak pilihannya. Dari pilihan mitra koalisi saja mudah ditebak maunya dengan partai mana? Sekarang pilihan tokohnya pun juga gampang ketebak maunya dengan siapa? Jadi kita sekarang paling mungkin punya ruang pilihan baik untuk mitra koalisi partai dan siapa pilihan tokohnya, yakni ke Gerindra dan Pak Prabowo,”.