TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengingatkan agar masyarakat tidak saling bertengkar di tahun politik ini. Menurut Zulkifli, pilihan boleh berbeda, tapi tetap satu untuk Merah Putih, yang adalah simbol Indonesia.
"Kenapa Merah Putih harus diperkuat karena sekarang ini zamannya kok kita ribut soal kelompok dan golongan. Gara-gara pilkada kita bertengkar, gara-gara yang tidak jelas kita ribut, ini tidak betul," kata Zulkifli di kedai kopi Kwang Koan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu, 17 Februari 2018.
Baca juga: Pilkada Jatim, Zulkifli Hasan Janji Turun ke 38 Kabupaten/Kota
Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyatakan, Indonesia bukan bangsa radikal. Sebab, Indonesia merupakan bangsa toleran yang rakyatnya saling menghormati antar suku, agama, ras, dan golongan.
Hal itu bukanlah sesuatu yang baru. Pemahaman seperti itu, kata Zulkifli, bahkan telah disepakati sejak Indonesia merdeka. "Tidak ada peraturan undang-undang yang membedakan kita. Semua haknya sama," ujar Zulkifli Hasan.
Beberapa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Indonesia kini sedang berkampanye di pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018. Setelah pilkada 2018, ada juga ajang pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Baca juga: Pernyataan Soal LGBT Timbulkan Polemik, Zulkifli Hasan Menghindar
Sebelumnya, peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Taufik Febri memaparkan, momentum sentimen agama muncul dalam pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut Taufik, pilkada DKI Jakarta 2017 telah membangunkan kesadaran masyarakat atas perlunya sosok pemimpin Muslim.
Sentimen agama itu diduga bakal terasa saat pilpres 2019. Bahkan, survei LSI yang rilis pada Sabtu, 27 Januari 2018, memunculkan lima tokoh muda Islam yang dianggap cocok maju sebagai calon wakil presiden (cawapres). Kelima nama itu muncul lantaran meningkatnya sentimen agama pasca pilkada DKI Jakarta 2017.