Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berondong Orangutan dengan 130 Peluru, 5 Orang Ditangkap

image-gnews
Empat jam menjalani Nekropsi, tim medis gabungan memastikan ada 130 peluru senapan angin bersarang ditubuh Orangutan yang ditemukan di danau Taman Nasional Kutai, Desa Teluk Pandan, Kutai Timur.
Empat jam menjalani Nekropsi, tim medis gabungan memastikan ada 130 peluru senapan angin bersarang ditubuh Orangutan yang ditemukan di danau Taman Nasional Kutai, Desa Teluk Pandan, Kutai Timur.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polres Kutai Timur Kalimantan Timur membekuk lima tersangka pelaku pembantaian Orangutan di Taman Nasional Kutai (TNK), awal Februari lalu. Para pelaku memberondong Orangutan dengan senapan angin yang menyebabkan primata malang ini meregang nyawa dengan 130 proyektil peluru bersarang di tubuhnya.

“Pelaku sudah diamankan petugas di lapangan,” kata Kepala Polres Kutai Timur, Ajun Komisaris Besar Teddy Ristiawan, Sabtu 17 Februari 2018.

Pelaku pembantaian adalah petani kebun kelapa sawit dan nanas dimana satu diantaranya masih berusia dibawah umur. Mereka adalah Muis bin Cebun (36 tahun), Andi bin Hambali (37 tahun), Rustan bin Nasir (37 tahun), Nasir bin Saka (54 tahun) dan HDR (13 tahun).

“Mereka ini para petani perkebunan kelapa sawit dan buah nanas di Dusun Teluk Pandan,” kata Teddy.

Baca juga: Polisi Otopsi Jasad Orangutan yang Diduga Ditembak 100 Peluru

Awal cerita, tersangka Muis merasa kesal dengan rusaknya beberapa tanaman kelapa sawit dan nanas di area perkebunannya. Dusun Teluk Pandan memang lokasinya berada di area kawasan tertutup Taman Nasional Kutai.

Kepada Polisi, Muis mengaku hasil perkebunannya dirusak oleh Orangutan yang didapatinya di kawasan tersebut. Ia lantas menembaki orangutan ini dengan senapan angin.

Adapun tersangka lainnya mengaku membantu tetangganya ini mengusir Orangutan dari area perkebunan milik mereka. Salah satu diantaranya adalah anak remaja yang memiliki hubungan darah dengan salah seorang tersangka.

Teddy mengatakan, tertangkapnya para pelaku ini berkat pengembangan kasusnya di lapangan. Polisi sejak awal mencurigai perkebunan di sekitar lokasi temuan tubuh orangutan yang terluka parah.

Dalam proses penyidikan ini, Polisi mengamankan empat senapan angin yang dipergunakan menembak tubuh orangutan. Selain itu, ada juga juga barang bukti sisa proyektil senapan angin yang dipergunakan para tersangka saat itu.

“Mereka menghabiskan sekitar 1,5 kotak peluru senapan angin. Satu kotak berisi 60 proyektil sehingga diperkirakan ada 120 proyektil tembakan,” paparnya.

Teddy membutuhkan waktu delapan hari dalam pengungkapan kasusnya serta membekuk pelaku pembantaian. Kasus ini memperoleh perhatian dari media massa dalam dan luar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami lakukan penyelidikan mendalam serta melakukan gelar perkara yang dihadiri Bareskrim dan Polda Kaltim,” ujarnya.

Polisi saat ini sudah melakukan penahanan terhadap seluruh tersangka dalam proses pemberkasan kasusnya. Para tersangka terancam hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

Pekan lalu, pengelola Taman Nasional Kutai mencoba menyelamatkan orangutan yang terluka parah di sekujur tubuhnya. Tubuh primata malang ini penuh dengan luka tembakan senapan angin.

Hasil otopsi Centre for Orangutan Protection (COP) menemukan sebanyak 130 proyektil peluru senapan angin bersarang di tubuh Orangutan ini. Dua hari sejak ditemukan, akhirnya Orangutan itu harus meregang nyawa akibat luka-lukanya.

Polisi menyimpulkan adanya penganiayaan berat terhadap Orangutan berusia 5 tahun ini. Selain luka tembakan, ada pula bekas lebam, sabetan benda tajam hingga kerusakan kedua bola matanya.

Baca juga: Dua Orang Pemenggal Kepala Orangutan di Kalteng Ditangkap

Dugaan sementara, orangutan ini masuk area perkebunan kelapa sawit yang dikelola masyarakat di sekitar TNK. Selama ini ada anggapan Orangutan sebagai hama perusak perkebunan masyarakat.

Primata Orangutan dan manusia punya kecenderungan sama soal pemilihan lokasi tempat hidup. Orangutan suka hutan dataran rendah dan subur dimana sangat cocok pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola TNK, Nurpatria Kurniawan mengungkapkan, area kelolanya merupakan pusat habitat Orangutan di Kaltim yang mencapai 1.511 individu, tersebar di Sangkima, Mentoko, dan Menawang. Namun harus diakui pula, TNK seluas 192.709 hektare ini terancam praktek perambahan, permukiman dan perkebunan liar masyarakat seluas 17 ribu hektare.“Warga menduduki area TNK seluas 17.000 hektare,” sebutnya.

Pembantaian orangutan menjadi imbas negatif gesekan antara manusia dan populasi orangutan yang terganggu habitat alamnya. Pengelola TNK beberapa kali memperoleh laporan pembantaian Orangutan di wilayah konservasi ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Bayi orangutan di Taman Safari Prigen Pasuruan Jawa Timur, Rabu 19 Agustus 2020. (Antara Jatim/Taman Safari Prigen/IS)
Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Staf dari National University Singapore (NUS) saat pertama kali menangkap Bathynomus raksasa saat ekspedisi (South Java Deep Sea) SJADES 2018 bersama Lembnaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kredit: SJADES 2018
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.


Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Misran, warga Desa Kandan Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, menyerahkan bayi orangutan yang ditemukannya saat memancing di Sungai Mentayan kepada Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah, Senin 13 Juli 2020. ANTARA/HO
Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.


BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melepasliarkan orangutan Maria ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Langkat. Kredit: ANTARA/HO-BBKSDA Sumatera Utara
BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Bayi orangutan Pancaran bersama induknya Pauline di kawasan Camp Pelepasliaran dan Pemantauan Gemini di Suaka Margasatwa Lamandau, Kalimantan Tengah. Kredit: ANTARA/HO-KLHK
Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.


Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Orangutan saat menyantap buah-buahan usai dilepasliarkan oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di desa Sei Gohong di Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.


Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Baswedan mengajak warga menyaksikan orangutan Sumatera dalam wisata virtual Taman Margasatwa Ragunan. Instagram/@aniesbaswedan
Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan


COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) menggenggam tangan petugas, sebelum ditranslokasi, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin, 16 Desember 2019. Foto: Johannes P. Christo
COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.


Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

17 Maret 2020

Seekor orangutan saat berada di sebuah pulau sebelum pelepasliaran orangutan oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di desa Sei Gohong di Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, 3 Oktober 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Antisipasi Corona, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup

Hingga saat ini belum ada kasus penularan virus corona COVID-19 dari manusia ke kera.


Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

13 Maret 2020

Bayi orang utan Hope berada dalam gendongan induknya saat ulang tahun pertama di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Rabu 11 Maret 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Ulang Tahun Hope, Bayi Orang Utan di Kebun Binatang Gembira Loka

Bayi orang utan Hope berulang tahun di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta pada Rabu, 11 Maret 2020.