Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Papua, Jenderal Kiki Syahnakri Ungkap Perang Generasi IV

image-gnews
Ketua Pelaksana Simposium Anti PKI, Letnan Jenderal Purnawirawan Kiki Syahnakri saat konferensi pers di Balai Kartini Jakarta, 1 Juni 2016. TEMPO/Arkhe
Ketua Pelaksana Simposium Anti PKI, Letnan Jenderal Purnawirawan Kiki Syahnakri saat konferensi pers di Balai Kartini Jakarta, 1 Juni 2016. TEMPO/Arkhe
Iklan

TEMPO.CO, JAYAPURA -Letnan Jenderal TNI purnawiran Kiki Syahnakri mengingatkan hegemoni asing terhadap Indonesia saat ini dilakukan lewat model Perang Generasi IV dengan senjata utamanya adalah soft power. Dalam sebuah seminar di Jayapura Papua, Kiki menegaskan kalau perang ini diarahkan untuk membuat negara sasaran mengalami kehancuran dari dalam diri sendiri.

"Bentuknya antara lain cultural warfare, economic and financial warfare, information warfare dan sebagainya," kata Kiki sebagai pembicara dalam Seminar Nasional bertema Peran Umat Katolik dalam Pembangunan Politik di Tanah Papua yang diadakan Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Regio Papua 2018 di Auditorium Universits Cenderawasih, Papua, Jumat, 16 Februari 2018.

Kiki lebih rinci menjelaskan bentuk Perang Generasi IV itu yakni kekuatan senjata digantikan oleh informasi untuk membangun persepsi dan kekuatan modal atau finansial untuk penguasaan ekonomi. Perusahaan multi-nasional atau MNC dan LSM adalah tentara baru bagi negara-negara bagi hegemonis.

"Kini tujuan perang telah bergeser dari penguasaan teritori menjadi penguasaan sumber daya atau dengan kata lain bertujuan ekonomi," kata mantan Pangdam IX/Udayana tahun 1999-2000.

Di hadapan para peserta seminar yang dihadiri para uskup di regio Papua serta sekitar 200 umat Katolik, Kiki melanjutkan tentang metode perang yang disebutnya Perang Generasi IV itu yakni, pertama, pembusukan politik dengan menumbuhkan atau memelihara moral busuk para politisi, kemudian menyuguhkan dan memaksakan sistem demokrasi liberal yang berciri persaingan bebas, sehingga efek yang muncul adalah instabilitas, konflik, da anarkisme.

Kedua, ujar Kiki, pembajakan negara yaitu upaya dengan segala cara untuk mengubah peraturan perundangan sampai ke konstitusi sedemikian rupa sehingga dapat memberi jalan, bahkan karpet merah bagi kepentingan yang diusungnya.

Menurut Kiki, metode seperti ini biasanya dilakukan dengan pentahapan yang diawali dengan war of perception untuk mengubah cara pandang bangsa yang menjadi sasarannya, terutama para elit bangsa ersebut.

Proses ini acapkali dilakukan dengan menggunakan kepanjangan tangan atau war by proxy yang terdiri dari LSM atau para elit politik yang berhasil dipengaruhinya.

Tahap berikutnya, kata mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat ini, adalah peperangan legal untuk mengubah sistem politik lewat perubahan peraturan atau perundang undangan bahkan konstitusi serta nilai-nilai yang dianut negara sasaran.Tujuannya untuk memberi kemudahan dalam ekploitasi ekonomi dan politik.

Tahap selanjutnya, terjadilah serbuan budaya untuk mengubah nilai-nilai budaya lokal serta serbuan modal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional atau MNC dalam rangka penguasaan ekonomi.

"Dengan model perang seperti ini, suatu negara akan takluk, dikuasai atau mengalami keruntuhan tanpa letusan satu butir peluru pun. Keruntuhan Uni Sovyet adalah contoh dari pelaksanaan perang generasi 4," kata Kiki.

Penggunaan kekuatan militer untuk menguasai sumber daya alam seperti zaman kolonialisme-imperialisme yang sudah usang, tidak efektif dan secara politik-diplomatik terlalu berisiko, hanya digunakan sebagai alternatif terakhir manakala penggunaan soft power menemui jalan buntu seperti saat ini terjadi antara lain di Irak, Afganistan, Libya, dan Suriah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perpolitikan global saat ini, menurut Kiki, diwarnai oleh kemunculan politik identitas sebagai jawaban terhadap globalisasi dengan kemajuan teknologi terutama teknologi informasi yang telah menghilangkan sekat identitas kelompok, baik berdasarkan ras, etnis, agama, budaya, atau ciri primordial lainnya.

Keinginan kelompok-kelompok tersebut untuk tetap eksis secara politik, ekonomi maupun budaya pada gilirannya telah memunculkan politik identitas.

Kemunculan politik identitas di Indonesia pada kenyataannya telah didominasi oleh warna agama seperti tercermin dalam pilkada DKI Jakarta lalu.

"Manakala agama yang sakral dimasukkan dalam ranah politik yang cenderung kotor, fitnah, menghalalkan segala cara, maka akan melahirkan iklim konflik dalam kehidupan beragama," ujar Kiki.

Bila suasana konflik tersebut terjadi antar agama, niscaya akan ditanggapi oleh umat atau pengikutnya masing-masing dengan sangat emosional. Dengan demikian perkembangan politik identitas in sangat tidak sehat, rawan, berbahaya dan menjadi ancaman bagi Pancasila, keutuhan bangsa dan kelangsuan negara," ujar Kiki.

BACA: Kiki Syahnakri Bicara Peran Pensiunan TNI di Balik Kasus YLBHI

Kedua, kemunculan gerakan populisme. Populisme dalam pengertian sederhana adalah gerakan massa-rakyat yang tidak berdasarkan pada kelas, melawan segelintir elit penguasa mapan dan korup, tidak demokratis serta hanya mementingkan diri sendiri,

Populisme, ujar Kiki, bukan sebuah ideologi tapi sebuah logika politik yang mempunyai variant, namun persamaannya semua memiliki kecurigaan terhadap elit, semua memusuhi elti, membenci mainstream politics atau arus utama dalam politik, dan institusi yang mapan.

Gerakan populisme ini menjadi berbahaya terutama bagi Indonesia karena dalam upaya memenangkan tujuan politiknya seringkali dilakukan dengan menghalalkan segala cara seperti menyebarkan berita hoax dan fitnah.

"Dalam kasus Pilkada DKI Jakarta yang lalu, nampak jelas adanya sinergi antara politik identitas dengan gerakan populisme," kata Kiki.

Kepada para uskup yang menghadiri diskusi ini di Papua, Kiki menegaskan, populisme ini sangat sulit dicegah apalagi dilarang. Untuk membatasnya atau dikanalisasi, maka diperlukan regulasi yang ketat. Dalam jangka panjang, pembangunan karakter dengan penyemaian nilai-nilai luhuru bangsa khususnya Pancasila akan menjadi filter yang ampuh bagi pencegahan bahaya atau ancaman oleh politik identitas dan gerakan populisme.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

20 menit lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

3 jam lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

6 jam lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

8 jam lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

11 jam lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

23 jam lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

1 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

2 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.


TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

2 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan tidak akan membiarkan TPNPB-OPM melakukan kejahatan di Papua.


Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

2 hari lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

Pemerintah harus menyelesaikan masalah di Papua dengan cara-cara yang komprehensif dan lintas sektor.