TEMPO.CO, Jakarta – Indo Barometer melakukan survei untuk mengukur dinamika pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Survei dilakukan di seluruh provinsi dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden. Berdasarkan data yang dihimpun pada 23-30 Januari 2018, mayoritas responden menginginkan Joko Widodo atau Jokowi kembali menjadi Presiden periode 2019-2024.
“Ini merupakan survei terhadap konstelasi calon, penilaian calon di mata publik dalam aspek yang menentukan dan menjadi perhatian publik,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari melalui keterangan tertulis, Kamis, 15 Februari 2018.
Baca: Survei Kepuasan Kinerja Jokowi-JK, Gerindra: Apa yang Puas?
Berdasarkan hasil survei, 57,8 persen responden menginginkan Joko Widodo menjadi presiden, sementara 22,9 persen tidak ingin Jokowi menjadi presiden lagi. Sisanya, 19,3 persen, tidak tahu atau tidak menjawab survei.
Qodari mengatakan ada lima alasan mengapa masyarakat puas terhadap kinerja Jokowi sehingga menginginkan menjadi presiden kembali. Ada 40,3 persen responden menginginkan Jokowi menjadi Presiden karena melihat banyaknya pembangunan. Sementara 16,9 persen menginginkan Jokowi kembali jadi presiden karena menilai banyak perubahan infrastruktur.
Sebanyak 7,4 persen merasa sudah banyak pencapaian kerja dalam pemerintahan Jokowi . 4,6 persen puas terhadap kerja Jokowi karena banyak memberikan bantuan bagi masyarakat miskin, sedangkan 4,5 persen beralasan bahwa Jokowi perhatian terhadap rakyat kecil.
Simak: Survei Indo Barometer: Prabowo Subianto Paling Dekat dengan Islam
Adapun saran publik terhadap pemerintahan Jokowi yang banyak diungkap dalam survei, kata Qodari, adalah soal stabilitas ekonomi, penyaluran aspirasi rakyat, konsistensi pembangunan, serta kesejahteraan rakyat yang merata dan tidak terpengaruh elite politik.
Qodari menuturkan, responden dalam survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga negara minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Metode penarikan sampel yaitu multistage random sampling berupa wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.