TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto berharap agar tak ada lagi kader partai beringin yang terseret kasus korupsi. Setya merasa prihatin karena bertambahnya kader Golkar yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Mudah-mudahan tidak ada tambah-tambah (tersangka) lagi," kata Setya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Februari 2018.
Setya mengklaim selalu mengingatkan kader Golkar agar tak terlibat korupsi, khususnya menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Hal itu ia sampaikan sebelum mengikuti sidang sebagai terdakwa kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.
Baca: Ini Rentetan Peristiwa yang Terjadi setelah Setya Novanto Ditahan
Meski banyak yang tersandung kasus korupsi, menurut Setya, banyak kader Golkar yang menjabat kepala daerah berprestasi baik. Misalnya, Bupati Subang Imas Aryumningsih yang dinilai cukup berhasil mengemban tugas sebagai kepala daerah. Elektabilitas Imas tinggi dan program pembangunannya cukup meyakinkan. "Kasihan juga banyak yang punya potensi tinggi tapi ada masalah," ujarnya.
Beberapa kader Golkar masuk dalam daftar tersangka korupsi. Misalnya, Bupati Jombang sekaligus Ketua DPD Golkar Jawa Timur Nyono Suharli Wihandoko pada Sabtu malam, 3 Februari 2018 ditangkap KPK.
Nyono terkena operasi tangkap tangan (OTT) bersama seorang ajudannya. Ia telah ditetapkan sebagai tersangka dan diduga menerima sejumlah uang yang berhubungan dengan proyek di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang.
Baca: Setya Novanto Jelaskan Maksud Jangan Cawe-cawe di Kasus E-KTP
Selain Nyono, KPK menangkap Bupati Subang Imas Aryumningsih pada Selasa malam, 13 Februari 2018. KPK pun menetapkan Imas tersangka dugaan menerima suap terkait perizinan pembangunan pabrik di Subang pada Rabu, 14 Februari 2018. Imas adalah salah satu politikus dari Partai Golkar.
Di hari yang sama, KPK mengumumkan penetapan tersangka anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi, dalam kasus korupsi proyek pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut atau Bakamla.
Sebelumnya, KPK telah menahan Bupati Kukar Rita Widyasari yang juga kader Golkar, dalam dugaan pencucian uang dari hasil tindak pidana korupsi dan gratifikasi dalam sejumlah proyek dan perizinan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kepala daerah lain dari Partai Golkar yang ditangkap tangan KPK, di antaranya Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen, Wali Kota Cilegon Tubagus Iman Ariyadi, dan Wali Kota Tegal Siti Masitha. Setya Novanto juga termasuk dalam deretan kader Golkar yang terjerat kasus korupsi.