TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heyawan prihatin dengan kabar operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi di Subang yang kabarnya melibatkan Bupati Subang Imas Aryumningsih. Dengan operasi hari ini, komisi anti rasuah itu sudah kali keduanya melaksanakan operasi tangkap tangan di Subang. “Sedih juga ya,” kata Ahmad di Bandung, Rabu, 14 Februari 2018.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, mengatakan, sempat menasehati Bupati Imas, yang melanjutkan kepemimpinan Ojang Suhandi, bupati Subang sebelumnya yang juga terjaring operasi tangkap tangan KPK. “Dari awal para pihak, semuanya, termasuk saya menasehati. Hanya ada satu kata, jangan. Jangan deket-deket dengan penyimpangan keuangan, akan selamat, gitu,” kata dia.
Baca juga: 8 Orang Ditangkap KPK dalam OTT di Subang
Aher enggan menduga kasus yang memicu operasi tangkap tangan komisi antirasuah itu. “Jangan pakai dugaan-dugaan, kita juga enggak tahu. Pokoknya, urusan-urusan dugaan begitu biarkan saja serahkan pada pihak yang berwenang yang sedang menangani masalahnya. Jangan pakai dugaan-dugaan,” kata dia.
Menurut Aher, menjalankan larangan agar tidak korupsi, lebih gampang ketimbang mengerjakan perintah. “Lebih mudah melaksanakan larangan daripada perintah. Melaksanakan perintah harus ada energi, melaksanakan larangan tinggal diam saja, selesai,” kata dia.
Aher mengatakan, Bupati Imas terhitung kepala daerah yang rajin menyambangi Gedung Sate, Bandung. “Dia sering datang ke Gedung Sate,” kata dia.
Imas Aryumningsih resmi mengantikan bupati Subang sebelumnya setelah menjalani pelantikan di Gedung Sate, Bandung, pada 8 Juni 2017 lalu. Dia resmi menggantikan Ojang Suhandi, yang diberhentikan setelah terbukti korupsi pasca operasi tangkap tangan.
Ojang dan Imas Aryumningsih memenangkan pemilihan bupati Subang periode 2013-2018. Ojang kemudian tertangkap tangan bersama jaksa oleh penyidik komisi anti rasuah pada 11 April 2016.
