TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum menyerang Gereja St Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Suliyono diduga sempat bermalam di Musala An Nur. Musala tersebut terletak sekitar 100 meter di sekitar area Pasar Jambon, yang berada di sebelah barat gereja.
“Saya mendengar informasi, orang yang melakukan (penyerangan gereja) sudah menunggu di Musala An Nur,” kata Ketua Gereja Santa Lidwina Yohanes Mateus Soekatno saat ditemui Tempo di gereja, Selasa, 13 Februari 2018.
Baca juga: Gereja St Lidwina Sleman Diserang Pria dengan Pedang
Informasi yang diterima Soekatno, Suliyono menginap di musala tersebut sejak Sabtu malam, 10 Februari 2018. Warga yang melihatnya sempat mempertanyakan bungkusan koran berbentuk memanjang yang dibawa Suliyono.
“Itu yang dibuntel dalam koran apa? Katanya (berisi) kayu atau apa gitu,” kata Soekatno menirukan orang yang memberinya informasi.
Benda yang dibungkus koran itu diduga berisi senjata tajam semacam pedang yang digunakan Suliyono untuk menyerang para korban. Penyerangan di Gereja St Lidwina pada Ahad pagi, pukul 07.38, mengakibatkan Pastur Romo Edmund Prier, SJ dan beberapa anggota jemaat Katolik yang tengah melakukan ibadah Misa Ekaristi di gereja tersebut, serta anggota Kepolisian Sektor Gamping, Aiptu Munir, terluka.
Baca juga: Polisi Sebut Penyerangan Gereja St Lidwina Bukan Teror
Soekatno mengaku langsung lari menyelamatkan diri saat penyerangan terjadi. “Saya lari menyelamatkan diri. Setelah itu menyelamatkan para lansia,” katanya.