TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan razia belasan waria di sejumlah salon kecantikan pada bulan lalu bermula dari pengaduan warga.
"Memang menjadi heboh juga, ya, waria itu, waria pun salah. Ada pengaduan dari banyak orang tua murid, anaknya kebanyakan cabut sekolah, santai di salon. Yang pegawai salon pun menawarkan creambath gratis," kata Irwandi di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2018.
Baca juga: Polisi: Diciduk di Aceh, 11 Waria Dipulangkan dan Sudah Macho
Setelah razia itu, Irwandi menegaskan tak ada larangan bagi waria bekerja di salon. Pasalnya, kata dia, kebanyakan transeksual cenderung memiliki hobi di salon. Hanya, kata dia, jangan sampai anak-anak sekolah membolos lalu berkumpul di sana.
"Dibolehkan kok. Orang masih buka, enggak ada yang tutup. Kecuali ketemu yang esek-esek baru ditutup. Mata pencarian sebagai penyalon juga enggak salah, kan? Yang salah yang esek-esek tadi," katanya.
Kepolisian Resor Aceh Utara sebelumnya merazia 12 waria yang bekerja di sejumlah salon kecantikan. Ke-12 waria tersebut ditangkap dari lima salon kecantikan di Lhoksukon dan Panton Labu oleh pihak Polres Aceh Utara bekerja sama dengan Satpol PP-WH Aceh Utara. Setiba di Mapolres Aceh Utara, para waria ini diberikan pembinaan, baik secara keagamaan maupun yang lainnya.
Mereka juga disuruh menyanyikan lagu Indonesia Raya dan bersorak sekeras-kerasnya hingga suara mereka menjadi macho, menurut Kapolres Aceh Utara Ajun Komisaris Besar Ahmad Untung Surianata. Tidak cukup di situ, rambut para waria, yang sebelumnya gondrong, juga dipangkas dan pakaiannya diganti lazimnya pakaian seorang pria.