INFO JABAR – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyayangkan terjadinya sejumlah kasus kekerasan yang menimpa ulama dan tokoh agama. Untuk menjaga kondusifitas ketertiban dan keamanan Jawa Barat, ia menggelar silaturahmi bersama tokoh ulama, ormas Islam, dan Pesantren se-Jawa Barat, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Minggu, 11 Februari 2018.
"Ini adalah konsolidasi untuk menjaga rasa aman yang selama ini kita miliki, untuk terus kita jaga terus dan pertahankan," kata Aher sapaan akrab Ahmad Heryawan.
Belakangan ini, terjadi dua kasus penganiayaan terhadap tokoh agama, yakni terhadap pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri, dan Almarhumah Ustaz Prawoto yang dianiaya seorang pria hingga menyebabkannya meninggal dunia.
"Dari peristiwa itu, saya mengajak semua masyarakat bersama aparat bersiaga, menjaga rasa aman. Mari kita hadirkan kondusifitas keamanan,” ujarnya.
Untuk mencegah peristiwa serupa, Aher menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Barat, aparat TNI, dan kepolisian, akan berkoordinasi untuk siaga menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
"Di tingkat paling bawah ada Babinsa, Babinkamtibnas, Danramil, Koramil, juga Polsek. Selain itu, ada Polres, Kodim, perangkat keamanan lain, seperti Pol PP dan Hansip, yang kita siagakan. Kita harus tanggap kepada kejadian-kejadian yang kita khawatirkan merembet menjadi persoalan besar," ucapnya.
Apapun gejolak yang muncul, lanjut Aher, perlu ada deteksi dini dan tindakan sesegera mungkin. Pun para ulama bisa membangun komunikasi dengan pihak pemerintah setempat, kepolisian, dan TNI. "Maka bila pada zaman perjuangan dulu para ulama dan santri berjihad melawan penjajah, tugas kita saat ini adalah menjaga agama dan negara," tuturnya.
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo menyebut, jajaran TNI siap bekerja sama dengan Polri melindungi ulama. Menurut dia, aparat TNI dan kepolisian akan berkoordinasi untuk berpatroli di beberapa pondok pesantren, termasuk kediaman ulama.
"Kami juga bekerja sama dengan kepolisian untuk membantu personel. Meski tidak 24 jam, diharapkan kehadiran TNI membantu Polri bisa memberi suasana tentram bagi ulama," katanya.
Wakapolda Jawa Barat Brigjen Polisi Supratman mengimbau agar masyarakat selalu waspada. Terlebih jika mulai timbul gejolak sekecil apapun yang muncul. Apalagi sekarang berita hoax sering meresahkan warga. Untuk itu, masyarakat diminta bijak menghadapinya. Jangan sampai suatu berita yang belum jelas kebenarannya membuat gaduh masyarakat.
"Lebih baik lagi jika setiap berita yang muncul di masyarakat dapat disaring terlebih dahulu, sehingga jika berita tersebut tidak meresahkan masyarakat, bisa diredam," ujarnya. Ia menambahkan, bila ada kejadian apapun yang berpotensi meresahkan masyarakat agar langsung dilaporkan ke polsek atau polres terdekat.
Supratman juga berharap ada peran aktif alim ulama dalam mengedukasi masyarakat dan melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini untuk meredam potensi ancaman yang dapat merusak situasi kamtibmas di wilayah hukumnya.
Kepala Badan Kesbangpol Jawa Barat Ruddy Gandakusuma mengatakan, silaturahmi ini adalah untuk berbagi informasi dan membangun komunikasi guna menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat Jawa Barat.
"Ini untuk menguatkan koordinasi Forkopimda dan komponen masyarakat, tokoh agama, menjaga kondusifitas berbangsa dan bernegara," tuturnya. (*)