TEMPO.CO, Surabaya - Polisi menyerahkan berkas perkara penganiayaan guru oleh muridnya di Sampang ke kejaksaan setempat. Kasus penganiayaan ini menyebabkan seorang guru, Ahmat Budi Cahyono, meninggal karena mengalami mati batang otak.
"Hari ini, Kepolisian Resor Sampang sudah melimpahkan berkas perkara ini ke Kejaksaan Negeri Sampang," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera, Jumat, 9 Februari 2018.
Baca: Guru Wafat Dianiaya Murid, Jokowi: Pendidikan Karakter PR Besar
Bersamaan dengan pelimpahan itu, kata dia, tersangka MH dipindahkan dari tahanan Polres Samoang ke Lembaga Pemasyarakatan Sampang. Frans meyakini kejaksaan menerima pelimpahan berkas kasus tersebut mengingat semua saksi, termasuk saksi ahli, telah dimintai keterangan penyidik.
Penganiayaan berujung maut di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Torjun, Sampang, itu bermula saat jam terakhir mata pelajaran seni lukis sekitar pukul 13.00, Kamis, 1 Februari 2018. Pelajaran melukis itu diampu Budi, yang berstatus guru honorer.
Simak: Persetujuan Jusuf Kalla dan Perginya Guru Budi
Saat korban memberikan tugas melukis, MH tidak mendengarkan, bahkan mengganggu temannya yang sedang melukis. Korban lalu menegur tersangka, tapi tak diindahkan. Korban lalu menghampiri MH dan mencoret pipinya dengan cat sebagai sanksi.
Rupanya, remaja warga Dusun Brekas, Desa Torjun, itu tak terima dan emosi. MH pun menyerang dan memukul korban di dalam kelas. Pemukulan berhenti setelah dilerai siswa lain. Keributan itu didengar Kepala Sekolah SMAN 1 Torjun Amat.
Lihat: Guru yang Tewas Seusai Dipukul Muridnya, Seniman Multitalenta
Korban pun dipanggil ke ruangannya dan diminta menjelaskan kejadian sebenarnya. Setelah mendengar duduk persoalannya, Amat meminta korban pulang lebih dulu. Kamis sore, Amat mendapat kabar bahwa Budi mengeluh sakit di leher.
Keluarga yang khawatir melihat kondisi Budi lantas melarikannya ke Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya. Pertolongan medis tak berhasil. Kondisi Budi terus memburuk. Pada Kamis malam pukul 21.40, nyawa guru Budi tak bisa diselamatkan.
NUR HADI