TEMPO.CO, Samarinda - Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Kutai Timur, Komisaris Budi Heriawan, mengatakan hingga saat ini timnya berupaya mengungkap kasus orangutan yang mati dengan 130 peluru di tubuh. Dukungan masyarakat, terutama warga sekitar sangat diharapkan untuk melancarkan kerja polisi dan tim terkait.
“Kami Polri sudah berkomitmen dan juga instansi terkait yang sudah terpadu akan menindaklanjuti perkara ini. Apalagi sifatnya internasional. Terus terang saja ini nama baik negara, jangan sampai kita dinilai tidak mampu,” kata Budi saat konferensi pers di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Samarinda, Kamis, 8 Februari 2018.
Baca juga: Polisi Otopsi Jasad Orangutan yang Diduga Ditembak 100 Peluru
Budi menegaskan, polisi saat ini terus bekerja intensif untuk mengungkap masalah ini. Namun, dia tidak menetapkan target untuk mengungkap kasus tersebut.
Sejauh ini, kata Budi, sudah ada 8 saksi yang dimintai keterangan oleh polisi. Namun Budi enggan mengungkapkan secara demi kelancaran pengungkapan kasus.
Polisi juga akan mendalami hasil nekropsi orangutan tersebut untuk disesuaikan dengan sejumlah temuan di lokasi kejadian.
Orangutan yang mati di Taman Nasional Kutai akibat menderita luka tembak, luka sayat hingga bekas pukulan benda tumpul tersebut kini disimpan dalam lemari beku di Kantor BKSDA), Jalan Teuku Umar, Kota Samarinda.
“Kita simpan guna pemeriksaan dan mempermudah kerja instansi terkait untuk penyelidikan lebih lanjut,” kata Sunandar, Kepala BKSDA Kalimantan Timur.
Orangutan itu ditemukan mati di Taman Nasional Kutai, Desa Teluk Pandan, Kutai Timur, Selasa dinihari, tepatnya pukul 01.55 Wita. Kasus tersebut menjadi perhatian serius lembaga terkait.