INFO JABAR - Sebagai daerah dengan risiko bencana tertinggi di Indonesia, Jawa Barat memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi dalam penanggulangan bencana. Apabila bencana tidak ditangani dengan baik, akan muncul masalah sosial di masyarakat.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan hal itu dalam acara pengukuhan Pengurus Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Jawa Barat Periode 2018-2021, di kawasan Wisata Refting Bravo Sungai Citarik, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Selasa malam, 6 Februari 2018. Ada 1.600 anggota Tagana se-Jawa Barat. Mereka telah mengikuti berbagai pelatihan di tingkat daerah maupun nasional.
"Bencana penting untuk kita tanggulangi bersama-sama, karena merupakan sumber kemiskinan. Ketika bencana tidak tertanggulangi dengan baik, maka akan muncul kantong-kantong kemiskinan baru, pengangguran, hingga ketimpangan sosial,” kata Demiz, sapaan akrab Wagub.
Menurut dia, keberadaan Tagana sangat strategis. Tagana memiliki tanggung jawab sosial mulia dan strategis untuk melakukan perlindungan sosial. "Ada tanggung jawab sosial yang sangat besar, yang saudara-saudara (anggota Tagana) hadapi," ujarnya.
Demiz menjelaskan, Jawa Barat memiliki tingkat kerawanan atau potensi bencana tertinggi di Indonesia dengan Kabupaten Cianjur, yang risiko bencananya tertinggi di Jawa Barat, diikuti Kabupaten Garut dan Sukabumi.
Demiz meminta Tagana tidak hanya melakukan penanggulangan bencana, tetapi juga melakukan mitigasi bencana melalui program sadar lingkungan kepada masyarakat. "Ini (bencana) akibat perubahan iklim dan perilaku manusia yang merusak alam. Masyarakat harus diajak untuk menjaga alamnya dengan baik, sebab kebanyakan bencana ini karena ulah manusia ," tuturnya.
Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Arifin Harun Kertasaputra berharap dengan ke pengurusan baru, Tagana dapat berkontribusi lebih bagi masyarakat. "Mudah-mudahan kepengurusan baru ini membawa angin segar, lebih semangat lagi, lebih bisa memotivasi teman-teman Tagana kabupaten atau kota," ucapnya. (*)