TEMPO.CO, Samarinda - Kepolisian Resor Bontang bersama tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta dokter hewan Centre for Orangutan Protection (COP) melakukan otopsi terhadap jasad orangutan Kalimantan di Taman Nasional Kutai. Orangutan itu mati diduga karena ditembak oleh orang tidak bertanggung jawab.
"Hingga saat ini, proses otopsi masih berlangsung di Rumah Sakit Pupuk Kaltim," kata Manager Perlindungan Habitat COP Ramadhani kepada Selasa, 6 Februari 2018.
Baca: Tubuhnya Ditembus 100 Peluru, Orangutan Ini Akhirnya Tewas
Menurut Dhani, orangutan itu mati pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.55 Wita dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Orangutan itu sempat menjalani perawatan di Balai Taman Nasional Kutai.
Dari hasil foto rontgen, ditemukan lebih dari 100 butir peluru dari jenis senapan angin yang bersarang di tubuh orangutan itu, termasuk di bagian kepalanya. "Di beberapa bagian tubuh luar orangutan itu juga ditemukan luka-luka seperti bekas penganiayaan," kata Dhani.
Baca: Hampir Punah, Ini 5 Masalah Utama Konservasi Orangutan
Otopsi ini, menurut Dhani, untuk memastikan penyebab kematiannya. Hasil otopsi akan menjadi pegangan bagi kepolisian bisa melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap primata itu.
Orangutan itu pertama kali ditemukan warga di area Taman Nasional Kutai pada Sabtu, 3 Februari 2018 dalam kondisi lemah. Temuan itu kemudian dilaporkan kepada petugas Balai TNK untuk dievakuasi dan dirawat. Namun, saat menjalani perawatan di Balai TNK di Kota Bontang sejak ahad, kondisi orangutan itu semakin memburuk hingga akhirnya dinyatakan mati.