TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menampik pertemuannya dengan putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, terkait dengan ajakan untuk menjadi juru kampanye bagi Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019.
“Oh, enggak ada, enggak ada (ajakan menjadi juru kampanye),” kata Hasto setelah menemui Yenny di kantor The Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin, 5 Februari 2018.
Baca: Megawati Mulai Mencari Cawapres Jokowi untuk Pilpres 2019
Sempat beredar kabar bahwa PDIP hendak menarik Yenny menjadi juru kampanye Jokowi dalam pilpres 2019. Namun Yenny tak menjawab secara tegas isu tersebut. “Tahu dari mana?” ucap Yenny sambil tertawa di samping Hasto.
Yenny juga menampik adanya pembahasan politik praktis dalam pertemuan tersebut. “Enggak-lah, kami bergerak bukan dalam tataran politik praktis, melainkan politik kebangsaan. Jadi dalam tataran nilai,” katanya.
Baca: Pilpres 2019, Kelompok Ini Sudah Bergerilya Demi Jokowi-Muhaimin
Yenny mengatakan kunjungan Hasto yang mewakili PDIP itu untuk membahas ancaman kebangsaan Indonesia. Keduanya membicarakan berbagai isu, mulai maraknya ujaran kebencian hingga kasus gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.
Kepada Hasto, Yenny meminta bantuan PDIP untuk menggalakkan program yang dapat meningkatkan rasa toleransi bangsa Indonesia. Dia juga meminta PDIP membentuk program sosialisasi pentingnya air susu ibu (ASI) guna mencegah gizi buruk.
“Saya senang Pak Hasto punya kesadaran yang sama bahwa persoalan bangsa ini sangat besar dan tidak bisa diatasi oleh hanya satu kelompok,” kata Yenny Wahid.