Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemetaan Gambut, BIG Pakai Metode Juara Indonesian Peat Prize

Reporter

image-gnews
Kepala Badan Informasi Geospasial, Hasanuddin Zainal Abidin. Tempo/Vindry Florentin
Kepala Badan Informasi Geospasial, Hasanuddin Zainal Abidin. Tempo/Vindry Florentin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Informasi Geospasial Hassanuddin Z. Abidin mengatakan lembaganya akan memakai metode tim pemenang  kompetisi  Indonesian  Peat Prize untuk memperbaiki Standar Nasional Indonesia (SNI) ihwal pemetaan gambut berskala 1:50.000.

Untuk memulai perbaikan, terlebih dahulu Hassanuddin akan mengeluarkan Peraturan Kepala BIG terkait pemetaan tersebut.

"Dengan membuat metode pemenang sebagai standar, kami akan memperoleh peta gambut beserta data dan informasi spasialnya sebagai sarana melindungi lahan gambut secara lebih efektif dan efisien,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 3 Februari 2018.

Baca juga:

IPM Juarai Kompetisi Gambut Indonesian Peat Prize 1 Juta Dolar AS
Studi LPEM UI Soal PP Gambut Dinilai Hanya Lihat Sisi Korporasi

Tim International Peat Mapping (IPM) diumumkan sebagai pemenang kompetisi berhadiah satu juta dolar AS pada Jumat, 2 Februari 2018. Para juri menilai tim yang terdiri dari ilmuwan dari Remote Sensing Solutions GmbH (RSS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Universitas Sriwijaya itu menawarkan metode yang paling baik untuk memetakan lahan gambut.

Anggota tim IPM meliputi pakar pemetaan dan lahan gambut dari Indonesia, Jerman, dan Belanda. Yaitu  Prof. Dr. Florian Siegert, Dr. Uwe Ballhorn, Peter Navratil, Prof. Dr. Hans Joosten, Dr. Muh. Bambang Prayitno, Dr. Bambang Setiadi, Felicitas von Poncet, Suroso dan Dr. Solichin Manuri.

Indonesian Peat Prize diprakarsai oleh BIG untuk merespon masih minimnya, kurang akuratnya, dan kurang terkininya data dan informasi gambut di Indonesia. Gambut, lapisan vegetasi dan tanah yang tebal dan basah yang tertimbun selama ribuan tahun, dapat ditemukan di banyak ekosistem tropis dan Indonesia merupakan rumah bagi hutan rawa gambut terbesar di dunia.

Lahan gambut sangat kaya akan kandungan karbon dan keanekaragaman hayati, namun seringkali dikeringkan atau dibakar untuk dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan perkebunan.

Gambut adalah sumber emisi karbon yang besar ketika dibakar atau membusuk. Pada tahun 2015, lahan gambut berkontribusi pada sekitar 42 persen emisi di Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di tahun yang sama, juga mengakibatkan sekitar 100.000 kematian dini, menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai 221 triliun rupiah, serta melepaskan 1,62 miliar metrik ton gas rumah kaca, setara dengan emisi yang dikeluarkan 350.000 kendaraan sepanjang tahun.

Pengukuran kedalaman, atau ketebalan, lahan gambut sangatlah penting. Makin tebal lapisan gambut, makin parah pula dampak ekologis yang ditimbulkan akibat gangguan terhadap gambut, termasuk emisi karbon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketidakpastian mengenai data dan informasi tentang gambut telah menghambat berbagai upaya perlindungan dan restorasi gambut serta menciptakan ruang bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk terus melanjutkan alih fungsi lahan gambut, yang seringkali menyebabkan keringnya gambut dan timbulnya kebakaran.

Florian Siegert, perwakilan dari tim International Peat Mapping, menjelaskan timnya telah melakukan penelitian mengenai lahan gambut tropis sejak awal 1990, dan  memiliki rekam jejak yang panjang dalam mendukung proyek konservasi dan restorasi lahan gambut.

“Kami siap mendukung penelitian dan kerja sama ilmiah antara universitas di Indonesia dan Jerman serta pemerintah untuk menerapkan dan mengembangkan lebih lanjut metode kami untuk mengelola, melindungi, dan merestorasi lahan gambut di Indonesia dan di seluruh dunia,” ujar Florian Siegert.

Bambang Setiadi, anggota tim International Peat Mapping dari BPPT, menyatakan bahwa penelitian menunjukkan, ketika tingkat air tanah di hutan rawa gambut tropis berada di posisi rendah di musim kemarau, gambut akan lebih rentan terhadap kebakaran.

"Metodologi ini akan mendukung perolehan data elevasi topografi untuk lahan gambut, termasuk kubah gambut, yang dapat digunakan untuk memahami tingkat air tanah dan penilaian hidrologi lainnya untuk tujuan restorasi," ujar Bambang.

Co-chair Dewan Penasihat Ilmiah sekaligus Ketua Himpunan Masyarakat Gambut Indonesia Prof. Dr. Supiandi Sabiham menyatakan, Dewan Penasihat Ilmiah sangat menghargai karya yang dihasilkan para finalis dalam mengembangkan metode untuk memetakan dan melindungi lahan gambut, yang penting untuk dilakukan guna memenuhi komitmen iklim Indonesia.

"Mengelola lahan gambut secara lestari dan bertanggung jawab harus diutamakan, dan untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesian Peat Prize memainkan peran yang sangat besar," kata Supiandi.

Indonesian Peat Prize tidak hanya merepresentasikan sebuah solusi terobosan bagi Indonesia, tetapi juga menyediakan jalan bagi masyarakat di seluruh dunia untuk bekerja sama memperbaiki tata kelola dan konservasi lahan gambut.

Indonesian Peat Prize dipimpin oleh pemerintah Indonesia, dengan dukungan dari Yayasan David and Lucile Packard, pakar gambut dan pemetaan yang tergabung dalam Dewan Penasihat Ilmiah yang berperan sebagai juri, serta tim teknis yang berasal dari BIG, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. WRI Indonesia merupakan mitra pelaksana kompetisi gambut Indonesian Peat Prize.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kebijakan Satu Peta Kurangi 9 Persen Tumpang Tindih Lahan, Setara 29,5 Juta Hektare

15 hari lalu

Presiden Jokowi saat peluncuran geoportal kebijakan satu peta dan buku kemajuan infrastruktur nasional tahun 2018 di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melaporkan 83 dari total 85 peta tematik dari 19 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di 34 provinsi, telah selesai dilakukan kompilasi dan integrasi. TEMPO/Subekti.
Kebijakan Satu Peta Kurangi 9 Persen Tumpang Tindih Lahan, Setara 29,5 Juta Hektare

Kebijakan Satu Peta 2019-2023 mampu mengurangi 9 persen tumpang tindih lahan di Indonesia. Tahun ini diprediksi mengurangi 8,6 persen.


Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

32 hari lalu

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.


Tanah Liat Memperlambat Laju Perubahan Iklim

11 Februari 2024

Anak lelaki asal Palestina, Jamal Fakhori bekerja di bengkel ayahnya dalam membuat pot tanah liat di kota Jaba dekat Jenin, di Tepi Barat, Palestina, 1 Mei 2018 REUTERS/Raneen Sawafta
Tanah Liat Memperlambat Laju Perubahan Iklim

Jumlah karbon organik yang tersimpan di tanah 10 kali lipat lebih banyak ketimbang seluruh karbon di atmosfer. Mengurangi dampak perubahan iklim.


Kunjungi Mangrove Angke, Kepala Badan Kehutanan AS: Ini Contoh Kesuksesan

26 Januari 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bersama dengan Chief of United States Forest Service (USFS) atau Kepala Badan Kekuatan Amerika Serikat Randy Moore melakukan penanaman mangrove di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Kamis, 25 Januari 2024. (KLHK)
Kunjungi Mangrove Angke, Kepala Badan Kehutanan AS: Ini Contoh Kesuksesan

Restorasi ekosistem mangrove di TWA Angke Kapuk menjadikannya kawasan wisata yang menawarkan hutan mangrove sebagai daya tarik utamanya.


Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Seorang warga mencari kepiting di kawasan mangrove Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Kamis 14 Desember 2023. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama melakukan pelestarian mangrove seluas 25 hektare untuk mempertahankan fungsi ekosistem mangrove Indonesia diakui dunia sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, perlindungan kawasan pesisir, pencegahan abrasi dan tempat hidup  biota laut serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat .ANTARA FOTO/Yudi
Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.


Tidak Singgung Kerusakan Ekosistem Gambut dan Karhutla, Debat Cawapres Dinilai Normatif

22 Januari 2024

KERUSAKAN GAMBUT PULAU PADANG
Tidak Singgung Kerusakan Ekosistem Gambut dan Karhutla, Debat Cawapres Dinilai Normatif

Isu yang diusung dalam debat cawapres kedua adalah pangan, lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.


Bersama Menjaga Lahan Gambut

8 Januari 2024

Bersama Menjaga Lahan Gambut

Semua desa yang wilayahnya menjadi target restorasi BRGM, difasilitasi dengan Desa Mandiri Peduli Gambut


BRGM Optimistis Target Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove Tercapai di Tahun 2024

24 Desember 2023

BRGM Optimistis Target Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove Tercapai di Tahun 2024

BRGM menargetkan restorasi gambut di tahun 2024 sebesar 355 ribu.


BRGM Bersinergi Cegah Karhutla

21 Desember 2023

Kabadan BRGM Hartono Prawiraatmadja
BRGM Bersinergi Cegah Karhutla

Meskipun terjadi El Nino, tahun ini kebakaran hutan dan lahan gambut dapat diminimalisir


PRIMS, Cara BRGM Pantau Kondisi Terkini Gambut dan Mangrove

21 Desember 2023

Kabadan BRGM Hartono Prawiraatmadja
PRIMS, Cara BRGM Pantau Kondisi Terkini Gambut dan Mangrove

BRGM menyabet medali emas melalui PRIMS yang memiliki keunggulan dalam menyajikan data dan informasi yang komprehensif.