TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Fadli Zon berkomentar soal video Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian yang berpidato soal organisasi massa Islam. "Saya kira memang tidak benar itu," kata dia di DPR RI, Kamis, 1 Februari 2018.
Menurut Fadli, ucapan Tito dalam pidatonya seolah-olah hanya ada dua elemen Islam yang mendukung kemerdekaan RI. Padahal, kata dia, ada beberapa ormas Islam lain macam Syarikat Dagang Islam yang berkembang di daerah-daerah. "Jadi saya kira perlu ada konsultan untuk Kapolri yang mengerti Islam, sejarah Islam," tutur dia.
Baca juga: Wasekjen MUI Tetap Tuntut Kapolri Tito Karnavian Minta Maaf
Fadli menjelaskan di Indonesia, organisasi Islam bukan hanya NU dan Muhammadiyah. Dia mengatakan masyarakat di Indonesia beragam. Karena itu dikenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Video Tito yang berisi pidatonya sempat viral dan menuai protes. Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain bahkan menulis surat terbuka melalui akun Facebook-nya terkait dengan pidato Tito tersebut.
"Melalui Surat Terbuka ini, saya, Tengku Zulkarnain, PROTES KERAS atas pernyataan Bapak Kapolri dan meminta Anda meminta maaf serta menarik isi pidato Anda, yang saya nilai tidak ETIS, merendahkan jasa para ulama dan pejuang Islam di luar Muhammadiyah dan NU. Mencederai rasa kebangsaan serta berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia,” kata Zulkarnain dalam akun Facebook-nya.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan video pidato Tito tersebut sebenarnya sudah ditayangkan sejak dulu. Pidato itu disampaikan Tito di kantor Pengurus Besar NU pada 2016 lalu.
“Waktu itu, kalau tidak salah, ada nota kesepahaman dengan NU. Saya sendiri saat itu masih menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum Polri,” ucapnya soal pidato Tito Karnavian.