TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Bupati Kutai Kartanegara nonaktif, Rita Widyasari, Kamis, 1 Februari 2018, untuk kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU). Tiba di gedung KPK Dharnawati pukul 10.58, Rita tak berkomentar sedikit pun kepada wartawan. Berkerudung hitam, berkemeja putih, dan mengenakan rompi oranye tersangka KPK, dia langsung masuk ke ruang tunggu kantor KPK.
Selain memeriksa Rita, hari ini KPK juga memeriksa Khairudin, Komisaris PT Media Bangun Bersama, dalam perkara yang sama.
Baca:
Ditanya Soal Helikopter, Rita Widyasari: Itu Punya Pak Erwin Aksa
KPK Telusuri Keterkaitan Aset Rita Widyasari dengan Gratifikasi
Rita dan Khairudin ditetapkan KPK sebagai tersangka TPPU pada 16 Januari 2018. Keduanya diduga telah membelanjakan penerimaan hasil gratifikasi berupa kendaraan yang diatasnamakan orang lain, tanah, uang tunai, ataupun dalam bentuk lain.
KPK telah menyita beberapa aset milik Rita, yang diduga sebagai hasil pencucian uang. Aset itu di antaranya tiga mobil mewah, yang terdiri atas Toyota Vellfire, Fort Everest, dan Land Cruiser, serta dua apartemen Rita di Balikpapan.
Baca juga:
Jadi Tersangka, Bupati Rita Widyasari Unggah...
Bupati Rita Widyasari Penuhi Panggilan KPK...
Ketika menggeledah, penyidik KPK juga menyita sekitar 40 tas mewah milik Rita. Beberapa di antaranya bermerek Louis Vuitton, Etienne Aigner, Hermes, dan Gucci.
Total gratifikasi yang diterima Rita dan Khairudin diduga sekitar Rp 436 miliar. Uang itu diterima dalam bentuk imbalan proyek, imbalan untuk perizinan, serta pengadaan lelang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selama Rita menjabat bupati.
Pada pemeriksaan sebelumnya, Rita Widyasari ditanya tentang sejumlah aset yang diduga hasil gratifikasi, di antaranya sebuah helikopter. Namun Rita membantah. “Heli itu punya Pak Erwin Aksa,” kata Rita di kantor KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Januari 2018.
Rita menduga kepemilikan helikopter itu ditelusuri penyidik komisi antirasuah karena terparkir di helipad miliknya. “Karena itu diparkir di tempat saya.” Ia pun menyebutkan bahwa Erwin Aksa, bos Bosowa Corporation, juga telah memberikan kesaksian bahwa helikopter itu bukan milik Rita.