TEMPO.CO, Manado - Ribuan warga muslim di Kota Manado dan sekitarnya mengikuti Salat Gerhana berjamaah yang digagas oleh Nahdlatul Ulama (NU) saat terjadi fenomena alam Blood Moon, Rabu 31 Januari 2018 malam ini.
Bertempat di halaman Markas Komando Resor Militer 131/Santiago di pusat Kota Manado, ribuan warga muslim ikut sholat berjamaah yang dipimpin oleh Imam KH. Wahfiudin Sakam, Mudir Aam, Jamaah Tariqoh Al Mu'Tabarah Annahdliyah (Jatlam).
Walaupun hujan turun, Sholat Gerhana ini sendiri tetap dilaksanakan, dimana para jamaah yang hadir tetap khusuk mengikuti sholat gerhana tersebut. Terpantau Tempo, para jamaah tetap berada di barisan shaf saat hujan turun.
"Memang hujan, tetapi kondisinya kan ini sudah mau sholat. Tetapi saat sholat hujannya mulai reda," kata Mardyansah Usman, salah satu jamaah yang hadir.
Simak: 1.000 Orang Lebih Akan Niat Salat Gerhana Bulan
Sementara, usai sholat gerhana, ribuan umat muslim ini langsung menghadiri kegiatan peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke 92 tahun. Ketua PWNU Sulawesi Utara, Syaban Mauludin mengatakan peringatan Hari Lahir NU kali ini bertepatan dengan terjadinya Gerhana Bulan Blood Moon, sehingga pihaknya merangkaikan kegiatan tersebut dengan Sholat Sunah Khusuf.
"Salat Gerhana adalah Sunnah. Oleh karena itu bertepatan dengan peringatan hari lahir NU kita rangkaikan dengan Sholat Gerhana. Untuk tema peringatan sendiri adalah mengkokohkan Ukhuwah An Nahdliyah dan Menjaga Kebhinekaan Dengan Islam yang Damai," kata Syaban.
Kegiatan ini sendiri juga dihadiri oleh perwakilan dari TNI, Kepolisian dan seribuan umat muslim dari berbagai daerah di Sulawesi Utara.