Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

LSI: Perempuan RI Rentan Masuk Gerakan Radikal karena Tak Otonom

image-gnews
(dari kiri) Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi, Direktur Riset LSI  Hendro Prasetyo, dan Pemimpin Redaksi Majalah TEMPO Wahyu Muryadi saat memberikan keterangan hasil Survei Pilkada DKI Jakata, di Kantor LSI , Menteng, Jakarta, Minggu (16/9). TEMPO/Dasril Roszandi
(dari kiri) Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi, Direktur Riset LSI Hendro Prasetyo, dan Pemimpin Redaksi Majalah TEMPO Wahyu Muryadi saat memberikan keterangan hasil Survei Pilkada DKI Jakata, di Kantor LSI , Menteng, Jakarta, Minggu (16/9). TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) Hendro Prasetyo menyebut ada potensi perempuan Indonesia rentan tergabung dalam gerakan radikal. Menurut dia, kerentanan ini terjadi akibat rendahnya otonomi perempuan untuk membuat keputusan dalam bidang keagamaan.

“Dalam pandangan agama, perempuan tidak otonom. Pandangan mereka banyak dipengaruhi laki-laki dalam lingkup pergaulan mereka,” kata Hendro, di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 29 Januari 2018.  

Baca juga: BNPT: Potensi Radikalisme Masyarakat Indonesia Perlu Diwaspadai

Hendro mengatakan potensi kerentanan perempuan ini tetap ada meskipun sebanyak 80,8 persen perempuan menolak menjadi radikal.

Dalam survei yang dirilis Wahid Foundation, UN Women Representative, dan Lembaga Survei Indonesia, potensi radikalisme terhadap perempuan masih kecil. Sebanyak 80,8 persen menyatakan tidak bersedia menjadi radikal. Angka ini lebih tinggi daripada laki-laki yang berada pada angka 76,7 persen. Sebaliknya, survei tersebut menyebutkan hanya 2,3 persen perempuan dan 5,2 persen laki-laki yang bersedia radikal.

Survei ini dilakukan pada 6-27 Oktober 2017 di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah respondennya 1.500 yang dipilih dengan multi stage random sampling dengan margin of error 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden perempuan ditambah sebanyak 450 responden untuk kepentingan analisis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hendro menjelaskan kerentanan perempuan menjadi radikal karena otonomi perempuan yang masih rendah ketimbang laki-laki. Menurut dia, otonomi perempuan ini menunjukkan tingkat kemampuan perempuan dalam mengambil keputusan secara mandiri.

“Adanya tingkat otonomi perempuan yang tidak setinggi dalam bidang politik, perempuan memang rentan dipengaruhi dalam bidang agama,” ujarnya.

Dalam survei LSI, hanya 53,3 persen perempuan yang otonom. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 80,2 persen. Sementara itu, sebanyak 21,1 persen perempuan masih bergantung terhadap laki-laki dan 25,6 persen netral.  Perempuan tercatat otonomi dalam pilihan politik (68 persen), tapi tidak otonom dalam pandangan keagamaan (37,6 persen).

Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid membenarkan rendahnya otonomi perempuan dalam pandangan keagamaan. Namun, menurut dia, “Kita tidak bisa menyasar perempuan saja dalam gerakan radikalisme." Yenny pun menilai potensi kerentanan ini berbahaya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

2 hari lalu

Polisi berjaga di luar Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd setelah serangan  yang terjadi saat kebaktian malam sebelumnya, di Wakely di Sydney, Australia, 16 April 2024. REUTERS/Jaimi Joy
Tersangka Penyerang Gereja Sydney Tidak Menunjukkan Tanda-tanda Radikalisme

Ayah remaja yang ditangkap karena menikam seorang uskup di Sydney tidak melihat tanda-tanda radikalisme pada putranya.


Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

8 Februari 2024

Bamsoet Ajak Tangkal Gerakan Radikalisme

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengapresiasi kesolidan kader Pemuda Pancasila di berbagai daerah.


Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

14 Januari 2024

Calon Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud MD, melakukan ziarah ke makam syarifah Almababah Khadijah atau yang dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 12 Januari 2024. DOK. FOTO/TPN Ganjar-Mahfud
Mahfud Md Nilai Gerakan Radikalisme karena Merasa Ada Ketidakadilan

"Karenanya, mari membangun keadilan, menegakkan hukum dengan baik. Ini pintu kemajuan ekonomi dan pemerataan," kata Mahfud Md.


Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

24 November 2023

(ki-ka) Dedi Mulyadi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Ridwan Kamil, menyapa ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia
Atasi Terorisme dan Radikalisme, Prabowo Sebut Perlu Percepatan Transformasi Pembangunan

Prabowo mengatakan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme tumbuh subur saat rakyat putus asa dan kehilangan harapan mengenai masa depan.


Dua Wanita Didakwa Pelanggaran Terorisme di Inggris setelah Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 November 2023

Demonstrasi pro-Palestina  di London, Inggris, 21 Oktober 2023. REUTERS/Hannah McKay
Dua Wanita Didakwa Pelanggaran Terorisme di Inggris setelah Unjuk Rasa Pro-Palestina

Dua wanita tersebut mengenakan stiker paralayang yang diasosiasikan sebagai pro-Hamas dalam unjuk rasa pro-Palestina di London.


Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

20 September 2023

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menerima souvernir dari Sekretaris Utama BNPT Bangbang Surono (dua dari kiri) setelah penandatanganan MoU kerja sama penanganan radikal terorisme di Balai Kota Solo, Rabu, 20 September 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Teken MoU Kerja Sama dengan BNPT, Gibran: Tanggulangi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

Gibran mengemukakan Pemerintah Kota Solo memang sangat serius dalam penanggulangan masalah intoleransi dan radikalisme.


Cak Imin: di Mana Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme

15 September 2023

Bakal Capres - Cawapres, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat tiba di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa, 12 September 2023. Pertemuan antara Partai Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar itu membahas berbagai hal strategis terkait jelang Pilpres 2024 seperti membahas tim pemenangan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cak Imin: di Mana Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme

Cak Imin menilai menilai agama seharusnya menjadi perekat. Demikian juga dengan tempat ibadah yang seharusnya bukan menjadi ladang pemecah belah.


Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

8 September 2023

Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin saat Koperensi pers usai menutup WIES 2023 di Hotel Pangeran, Jumat 8 September 2023. Fachri Hamzah/tempo.
Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Pengkhususan dalam Mengawasi Rumah Ibadah

Menurut Wapres Ma'ruf Amin, masalah itu datang apabila ada pengkhususan terhadap suatu objek seperti rumah ibadah.


Polemik Usul Kepala BNPT agar Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Langkah Mundur?

6 September 2023

Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel saat memberikan keterangan pers tentang capaian pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Juli 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Polemik Usul Kepala BNPT agar Tempat Ibadah di Bawah Kontrol Pemerintah, Langkah Mundur?

Usul Kepala BNPT agar tempat ibadah di bawah kontrol pemerintah menimbulkan sejumlah kritik. Usul ini bahkan dinilai sebagai langkah mundur.


Soal Usul BNPT Agar Tempat Ibadah Dikontrol, Setara: Yang Tepat Libatkan Organisasi Keagamaan Moderat

6 September 2023

Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan. ANTARA News/Fathur Rochman
Soal Usul BNPT Agar Tempat Ibadah Dikontrol, Setara: Yang Tepat Libatkan Organisasi Keagamaan Moderat

Setara Institute menanggapi usul BNPT agar pemerintah kontrol tempat ibadah. Mereka menilai yang tepat adalah libatkan organisasi keagamaan moderat.