INFO JABAR - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan pihaknya punya misi besar mengantarkan pencak silat diakui sebagai intangible cultural world heritage atau warisan budaya dunia tak benda oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco).
“Selain membawa pencak silat ke panggung Olimpiade, kita juga memiliki misi besar lain, yaitu membawa pencak silat goes to Unesco,” katanya, saat membuka Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi), di Bandung, Minggu, 28 Januari 2018.
Menurut Demiz, sapaan akrab Deddy, pencak silat mengandung nilai-nilai luhur universal, seperti pertemanan, persaudaraan, perdamaian, etos kerja, keberanian, semangat berkompetisi, kebersamaan, harmoni, keindahan, dan penghambaan kepada Sang Pencipta “Sehingga sangat layak untuk menjadi warisan budaya tak benda asal Indonesia,” ujarnya.
Demiz juga mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung upaya Maspi, yang menargetkan pencak silat diakui Unesco pada 2019. “Dengan sinergisme kita bersama, diharapkan pada 2019 pencak silat dapat ditetapkan menjadi intangible cultural world heritage,” ucapnya.
Ketua Dewan Pembina Maspi Edwin Senjaya menuturkan, pihaknya terus mendorong pencak silat menjadi lebih mendunia. Hal yang dilakukan untuk itu, di antaranya menggelar temu pendekar internasional. Maspi juga menampilkan sendra pencak silat di markas besar Unesco. ”Itu dukungan nyata Maspi terhadap proses pengajuan pencak silat untuk menjadi warisan budaya dunia tak benda,” tuturnya.
Saat ini, Pencak Silat tidak hanya dikenal di negara-negara rumpun Melayu atau Asia Tenggara, tapi juga telah merambah kelima benua.
Untuk pertama kalinya pencak silat dipertandingkan pada Asian Games 2018, saat Indonesia menjadi tuan rumah.
Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat), organisasi dunia yang menaungi pencak silat, beranggotakan 50 negara. Sehingga ke depan sangat mungkin olahraga khas Indonesia dipertandingkan di Olimpiade.
Edwin pun berharap, ke depan pencak silat tidak hanya fokus pada empat aspek saja, yaitu seni budaya, mental spiritual, olahraga, dan prestasi. “Namun juga bisa menjadi alat perjuangan mengawal kedaulatan dan isu-isu kebangsaan ini serta jalan dakwah,” katanya. (*)