TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi merencanakan serah terima jabatannya pada Mei 2018. Mantan Kepala Staf Umum TNI itu akan memasuki masa pensiun pada Januari 2019. Sebelum menyerahkan jabatannya, Ade telah memberikan gambaran sederetan pekerjaan yang akan menjadi tugas calon penggantinya.
Dia menunjukkan sederetan tugas tersebut kepada lima laksamana madya calon penggantinya dalam Rapat Pimpinan TNI AL 2018 di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat, 26 Januari 2018.
Kelima laksamana madya itu mendampingi Ade dalam rapim tersebut untuk mendengarkan pemaparan permasalahan TNI AL sepanjang 2017. Kelimanya adalah Wakil KSAL Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan Ashaf, Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Madya TNI Arie Soedewo, Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Letnan jenderal TNI (Mar) R.M. Trusono, dan Komandan Jenderal Akademi TNI Laksamana Madya TNI Siwi Sukma Adji.
Baca juga: KSAL Ade Supandi Pamer 5 Calon Penggantinya
Ade mengatakan tugas pertama calon penggantinya adalah menguatkan alutsista TNI matra laut tersebut. Dia menyebut saat ini kekuatan pokok minimum TNI AL baru mencapai 35 hingga 40 persen. Menurut Ade, penguatan alutsista itu akan menjadi salah satu tugas menantang bagi penggantinya. Sebab, anggaran TNI AL tahun ini menurun dibanding tahun sebelumnya akibat pemangkasan anggaran pertahanan oleh pemerintah.
“(KSAL yang baru) harus melaksanakan efisiensi dan prioritas yang lebih ketat untuk mengefektifkan dengan baik semua anggaran dari negara untuk pembinaan kekuatan AL,” ucap Ade seusai Rapim TNI AL 2018.
Ade juga memaparkan permasalahan sejumlah wilayah di laut Indonesia. Salah satunya eskalasi konflik di Laut Cina Selatan dan Laut Sulu. Dia meminta calon penggantinya memperhatikan wilayah-wilayah rawan itu untuk mencegah perselisihan terbuka antarmiliter dari negara-negara yang bersengketa. Ditambah lagi, kata Ade, banyak permasalahan perbatasan laut antarnegara yang belum selesai, seperti perbatasan dengan Malaysia dan Timor Leste.
“Itu menyisakan pekerjaan yang harus menjadi bagian kebijakan para penerus saya nanti,” katanya.
Selain itu, Ade menekankan pentingnya pembinaan personel TNI AL. Mantan Kasum TNI itu meminta peningkatan sistem pendidikan para perwiranya. Salah satunya kesempatan mengemban pendidikan di luar negeri.
Baca juga: TNI AL Tanda Tangani Kontrak Senilai Rp 813 Miliar
“Karena banyak persoalan militer yang tidak bisa diselesaikan dengan ilmu militer. Artinya, harus ada kemampuan akademik,” ucap Ade. Terakhir, Ade Supandi juga mengingatkan calon penerusnya untuk mengawasi ketat sejumlah pelanggaran oleh para anggotanya. Pelanggaran itu terkait dengan penggunaan dan pengedaran narkoba. Ade juga menekankan pentingnya pengawasan untuk mencegah praktik korupsi berupa gratifikasi dan tindak pidana korupsi lainnya.