TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengaku dirinya tak didaftarkan maju sebagai calon legislatif pada pemilihan umum 2019. Meski demikian, Fahri mengatakan tak akan pindah atau menerima lamaran partai lain.
"Saya sudah ditawari banyak partai, tapi saya enggak mau pindah," kata Fahri Hamzah di Media Center DPR pada Jumat, 26 Januari 2018.
Baca: Fahri Hamzah Usul Jokowi Tolak Jenderal Polri Jadi Plt Gubernur
Sebelumnya PKS beberapa kali mendesak agar Fahri Hamzah mundur sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, upaya banding yang diajukan PKS ditolak oleh Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan.
PKS juga pernah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung terkait dengan status Fahri Hamzah di partai itu. "Namanya partai keadilan, harusnya taat hukum dan adil," kata Fahri.
Fahri bertekad akan tetap bertahan di PKS dan tak akan pindah ke partai lain. "Saya ingin memberi pelajaran kepada kader PKSI lainnya tentang arti berpartai," ujarnya. "Jadi saya akan bertahan sampai akhir".
PKS sebelumnya menuntut Fahri mundur karena dianggap terlalu berpihak kepada bekas Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus Freeport. PKS pun mengklaim sebagian kader menginginkan Fahri dicopot sebagai Wakil Ketua DPR.
Baca: Fahri Hamzah Sarankan Jokowi Bersiap Hadapi Tahun Ribut Politik
Nama Fahri Hamzah berada di urutan teratas dalam daftar politikus tervokal atau politikus yang pernyataannya paling banyak diikuti media berdasarkan hasil riset yang dilakukan Indonesia Indicator.
Fahri Hamzah menduduki posisi pertama sebagai figur politikus tervokal. Sebanyak 20.791 berita, terdapat 70.018 pernyataan Fahri yang dikutip media. “Ini berarti rata-rata setiap satu pemberitaan media tentang Fahri Hamzah terdapat tiga pernyataannya yang dikutip media," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang lewat keterangan tertulis pada Jumat, 29 Desember 2017.