TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, setelah memberangkatkan 206 personel Satuan Tugas Kesehatan ke Provinsi Papua, dia akan menyusul untuk melihat kondisi di lapangan. "Bulan ini dijadwalkan kunjungan ke Asmat," katanya di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.
Panglima mengatakan penyediaan air bersih menjadi prioritas dalam pemberian bantuan di Asmat. "Hari ini yang dikirim 53 dokter, sebelumnya ada 27 dokter," ujarnya.
Baca:
Panglima TNI Tugaskan 206 Personel ...
Satgas Terpadu Polda Papua Tangani Campak ...
Bantuan yang sudah dikirimkan, kata Hadi, ialah makanan, vitamin, vaksin, susu, dan pakaian, yang berasal dari tiga matra TNI. TNI Angkatan Laut mengirimkan kapal dan sudah merapat di Timika. Kostrad mengirimkan obat-obatan dan tenaga medis. “TNI AU (Angkatan Udara) mengirimkan obat-obatan dan makanan," ucap Hadi.
Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal Ben Rimba menuturkan transportasi merupakan salah satu kendala dalam distribusi bantuan ke Papua. "Kendala utama yaitu transportasi dan akses," tuturnya.
Baca juga:
Distribusi Bantuan Kesehatan untuk Papua Terkendala Transportasi
Cegah Gizi Buruk Terulang, Pemprov Papua Harus Rehab Permukiman
Selain transportasi, masalah komunikasi juga menjadi kendala. Pusat Kesehatan TNI sudah mengirim tim selama satu pekan di Papua dan belum mendapatkan laporan hingga saat ini. Karena itu, dia menyediakan tiga helikopter untuk respons cepat jika ada kejadian tertentu. "Kalau ada kejadian, kita bisa berangkatkan," kata Ben.
Pusat Kesehatan TNI mencatat jumlah anak yang meninggal akibat wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua, sejak September 2017 hingga 24 Januari 2018 berjumlah 70 orang. Dari 70 korban meninggal itu, 65 anak meninggal akibat gizi buruk, 4 anak karena campak, dan 1 orang karena tetanus.